Jakarta, Aktual.com – Pesisir dan laut dengan keragaman, keunikan ekosistem dan kekayaan jenis serta keunikan sumber daya genetika yang sangat tinggi, menghadapi ancaman pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Ancaman pencemaran dan kerusakan itu bersumber sekitar 80 persen dari aktivitas di daratan sehingga telah menimbulkan masalah nutrient, air limbah (waste water), sampah laut (marine litter), micro-plastics dan emerging issues lainnya.
Persoalan tersebut juga mencuat dan menjadi pembahasan oleh delegasi dari berbagai negara pada Konferensi Petubahan Iklim yang sedang berlangsung di Katowice, Polandia, demikian keterangan pers yang diterima di Jakarts, Jumat (14/12).
Penyelenggaraan “High Level Dialog on the Integrative Global Agenda to Protect the Marine Environment from Land-Based Activities” pada 12 Desember 2018 di Paviliun Indonesia, Katowice, Polandia, bertepatan dengan pertemuan ke-24 Para pihak Konferensi Perubahan Iklim (COP 24 UNFCCC).
Ini merupakan Dialog Tingkat Menteri dalam upaya inisiatif indonesia untuk melaksanakan langkah konkret dalam menangani pencemaran dan kerusakan lingkungan laut.