Iliustrasi Kelompok Rentan Harap Waspada Saat Polusi Udara Tinggi (Freepik/brgfx)

Jakarta, Aktual.com – PT PLN (Persero) akan terus mengupayakan pengupayaan emisi pada sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara kemudian beralih ke pembangkit energi bersih.

Upaya ini merupakan bentuk realisasi Net Zero Emission 2060 nanti.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan PLN telah merancang 5 skenario untuk mengejar target NZE di 2060.

Skenario tersebut memiliki target yang tinggi yaitu dengan menambahkan pembangkit energi terbangkitkan sebesar 75% dan gas 25%, sehingga dipastikan akan tetap menjaga kemampuan sistem.

“Kami sudah mengambil suatu persetujuan bahwa skenario paling feasible yaitu Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down dan ini juga sejalan dengan sistem modelling yang kami lakukan bersama antara Kementerian ESDM, PLN, dan IEA,” kata Darmo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (15/11).

Darmawan menerangkan jika PLTU batu bara tetap akan beroperasi hingga berakhirnya kontrak dengan catatan penambahan fasilitas Carbon Capture Storage (CCS) guna menekan emisi yang dikeluarkan.

Selain itu, PLN juga akan meningkatkan kapasitas pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dengan baseload sebesar 31 Giga Watt (GW).

“Capex ini memang untuk EBT base load jadi lebih besar, opex-nya lebih kecil dibanding dengan batu bara maupun dengan gas. Ini sistemnya cukup andal karena ada beberapa pembangkit yaitu yang berbasis pada gas kita tempatkan pada episentrum dari demand, sehingga ada evakuasi daya menggunakan transmisi, ada juga penambahan pembangkit gas yang nanti jadi penyeimbang,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih