Dia menilai hal itu merupakan persoalan serius terkait keberpihakan pemerintah pada nasib tenaga kerja dan juga menyangkut kedaulatan negara terutama di bidang ekonomi.

“Jangan sampai atas nama investasi negara kita rugi apalagi sampai mengorbankan kebutuhan lapangan kerja rakyat sendiri,” katanya.

Selain itu Jazuli mengatakan diskusi publik tersebut sebagai refleksi kemerdekaan Indonesia dalam kalender hijriyah yaitu tanggal 9 Ramadhan.

Menurut Jazuli, refleksi itu secara rutin digelar oleh fraksinya untuk semakin mengokohkan semangat nasionalisme khususnya di bulan suci Ramadhan.

“Proklamator kita membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadhan dan sedang berpuasa, ada semangat kemerdekaan dalam ibadah puasa Ramadhan. Itu yang penting kita refleksikan agar Ramadhan juga menjadi memontem kemerdekaan dan nasionalisme bangsa Indonesia,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid