Balon udara pembawa selebaran anti-Pyongyan yang diterbangkan sekelompok pembelot Korea Utara di Paju, pada 2016 silam. Kini, tindakan ini telah dilarang oleh Korea Selatan setelah kedua negara Korea menyepakati rekonsiliasi pada 27 April 2018. AKTUAL/ ISTIMEWA

Paju, Aktual.com – Pihak kepolisian Korea Selatan berhasil menggagalkan rencana penyebaran selebaran anti-Pyongyang yang akan dilakukan oleh sekelompok aktivis pembelot Korea Utara, pada Sabtu (4/5) kemarin.

Aksi ini dinilai akan melanggar kesepakatan yang telah dicapai oelh kedua negara pada 27 April lalu.

Dalam pertemuan antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un di desa Panmunjom, kedua pihak sepakat akan memulihkan perdamaian dan rekonsiliasi. Salah satu kesepakatan tersebut adalah dengan menghentikan semua tindakan bermusuhan seperti penyiaran propaganda melalui pengeras suara yang dipasang di sepanjang perbatasan.

Selain itu, penyebaran selebaran anti-Pyongyang yang sebelumnya kerap dilakukan juga diminta untuk dihentikan.

Kedua Korea telah melepas pengeras suara propaganda pada akhir pekan lalu, namun sejumlah aktivis pembelot Korea Utara tampaknya tidak berkenan dengan langkah tersebut.

Sekitar 20 aktivis pembelot Korea Utara berkumpul di sebuah taman di kota perbatasan, Paju. Mereka telah menyiapkan balon gas yang diikatkan dengan tumpukan selebaran.

Demi mengatasi situasi tersebut, kepolisian mengerahkan 300 personil untuk mengamankan para aktivis dan menyita balon, tabung gas serta selebaran mereka.

Polisi juga berupaya mencegah terjadinya bentrokan antara kelompok aktivis dengan sekelompok orang yang menuduh mereka berupaya menyulut konfrontasi dengan Korut.

Park Sang-hak, seorang tokoh aktivis dan pembelot Korea Utara mengatakan pihak Korut sama sekali belum berubah dan hanya ingin memanipulasi dengan perdamaian.

“Warga Korea Selatan sudah mabuk oleh serangan damao Kim Jong Un. Korea Utara sama sekali belum berubah,” ujarnya.

“Kami bersumpah akan terus melanjutkan upaya mengirim selebaran ke perbatasan dan menyampaikan kebenaran para orang Korea Utara dan mengakhiri rezim Kim Jong Un,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan