Jakarta, Aktual.com — Pemerintah terus menggenjot peningkatan literasi keuangan syariah yang saat ini baru mencapai 66%. Meski lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara Timur Tengah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengakui bahwa pemanfaatan layanan keuangan syariah oleh masyarakat masih jauh dari optimal.
“Angka literasi yang berada di 66% memang menunjukkan ada peningkatan, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan pemahaman masyarakat,” kata Airlangga di acara Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2026 di Universitas Indonesia, Senin (1/12/2025),
Airlangga menegaskan bahwa peningkatan literasi adalah kunci untuk memperluas adopsi keuangan syariah. Ia menjelaskan, pemahaman yang lebih baik akan mendorong masyarakat memanfaatkan produk-produk keuangan syariah yang dinilai lebih aman dan kompetitif.
“Keuangan syariah bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan menguntungkan. Namun edukasi yang lebih masif sangat diperlukan agar masyarakat dapat memahaminya dengan lebih baik,” tambah Airlangga.
Sektor ekonomi syariah nasional sendiri mencatatkan pertumbuhan positif. Aset keuangan syariah diproyeksikan mencapai Rp10.257 triliun pada 2025. Namun, Airlangga mengingatkan bahwa tren pertumbuhan tersebut tetap menghadapi tantangan besar dalam aspek literasi dan perluasan ekosistem industri halal.
Ia menekankan peran strategis sektor industri halal — mulai dari makanan, minuman hingga kosmetik — dalam memperkuat fondasi ekonomi syariah Indonesia.
Sebagai langkah nyata, pemerintah telah menyiapkan strategi penguatan ekonomi syariah untuk periode 2025–2029. Fokus kebijakan meliputi penguatan sektor UMKM halal serta percepatan sertifikasi halal produk-produk domestik.
“Penguatan UMKM halal merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih inklusif,” tegasnya.
Airlangga juga menyinggung perkembangan teknologi keuangan syariah yang menjadi tantangan sekaligus peluang. Ia mencontohkan Uni Emirat Arab (UEA) yang sudah mengintegrasikan produk keuangan digital berbasis token ke dalam sistem keuangan syariah mereka.
Dengan kolaborasi lintas lembaga dan pemangku kepentingan, Airlangga optimistis Indonesia dapat memperkuat posisi sebagai kekuatan utama ekonomi syariah global.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pilar utama ekonomi syariah dunia, tidak hanya karena jumlah penduduk Muslim terbesar, tetapi juga karena potensi ekonomi syariah yang sangat besar,” tuturnya.
Penuis: Nur Aida Nasution
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















