Masalahnya, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada sektor-sektor pangan tersebut.
Utari Octavianty, mengungkapkan, bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam, dia mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi dengan misi sociopreneur.
Dengan platform Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak. “Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal,” papar Utari.
Dalam menjalankan usaha itu, Aruna menggunakan aplikasi melalui fitur telepon pintar. Namun, kendalanya, tak banyak nelayan yang bisa menggunakan teknologi tersebut. Tak kurang akal, Aruna pun memboyong cerita sukses dari nelayan yang menjadi pilot project penerapan aplikasi tersebut. Selain itu, “Kami membentuk local heroes yang berperan membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan aplikasi Aruna,” imbuhnya.
Bila Utari fokus di perikanan, Dalu Nyzlul Kirom, memilih memajukan sektor peternakan. Ternakesia sendiri fokus membantu peternak Indonesia di bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen.
“Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban atas permasalahan di sektor peternakan dengan mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan,” ujar Dalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin