Presiden Prabowo Subianto akhirnya memberi lampu hijau atas gagasan pembentukan tim khusus reformasi kepolisian. Persetujuan itu muncul setelah dirinya berdialog hampir tiga jam bersama para tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (11/9/2025) sore hingga malam.
Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 16.30 hingga 19.55 WIB itu menghadirkan sejumlah figur lintas agama dan masyarakat sipil, antara lain Sinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Frans Magnis Suseno, Lukman Hakim Saifuddin, Komaruddin Hidayat, Omi Komaria Nurcholish Madjid, serta Laode Syarif.
Usai pertemuan, eks Ketua Umum PGI Gomar Gultom menuturkan bahwa usulan para tokoh mengenai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap institusi kepolisian ternyata sejalan dengan rencana Prabowo.
“Apa yang disampaikan para sahabat ini ternyata sudah ada dalam konsep Presiden. Jadi istilahnya gayung bersambut,” ujarnya.
Selain soal reformasi, pembahasan juga menyinggung kebutuhan membentuk tim investigasi independen untuk menelusuri dinamika pasca unjuk rasa.
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, Presiden menerima aspirasi itu dengan serius dan menelaah setiap masukan yang dibawa delegasi GNB.
“Bapak Presiden bahkan menanggapi secara detail, poin demi poin, dari tuntutan masyarakat sipil, mahasiswa, dan organisasi lain. Beliau tidak hanya mendengar, tapi juga memberi respons yang konkret,” kata Lukman.
Dalam pertemuan tersebut, para tokoh turut menekankan pentingnya pesan kebangsaan serta mengingatkan kembali soal aspirasi rakyat yang tertuang dalam 17+8 butir tuntutan.
Presiden, menurut mereka, merespons dengan positif dan berkomitmen untuk menjadikannya acuan dalam langkah reformasi, terutama di sektor kepolisian.
Artikel ini ditulis oleh:
Andry Haryanto

















