Jakarta, Aktual.com – Pemerintah menerbitkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi dolar AS atau Global Bonds senilai 3,5 miliar dolar AS untuk kebutuhan pembiayaan pada awal tahun 2017 (prefunding).
“‘Issuance’ ini untuk ‘prefunding’ kebutuhan APBN 2017,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/12).
Robert menjelaskan penerbitan tiga seri Global Bonds ini mendapatkan respon positif oleh investor di AS maupun Eropa dengan kelebihan pemesanan (orderbook) meski dilakukan ketika perekonomian global belum pulih sepenuhnya.
“Transaksi kali ini dilakukan pada waktu yang tepat ditengah-tengah ketidakpastian pasar global termasuk kemungkinan adanya peningkatan tingkat suku bunga di AS,” katanya.
Ia mengatakan “orderbook” yang total mencapai 13 miliar dolar AS tersebut memperlihatkan masih adanya minat dari investor karena tingginya tingkat kepercayaan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memiliki tingkat inflasi terkendali.
Seri yang diterbitkan tersebut antara lain Seri RI0122 dengan tenor selama lima tahun serta tanggal jatuh tempo 8 Januari 2022 dan nominal sebesar 0,75 miliar dolar AS. Seri ini juga mempunyai tingkat kupon 3,7 persen dan imbal hasil 3,75 persen.
Distribusi untuk seri ini, sebanyak 48 persen untuk pasar Amerika Serikat, 27 persen untuk Eropa, 22 persen untuk Asia kecuali Indonesia dan tiga persen untuk Indonesia.
Berdasarkan jenis investor, sebanyak 74 persen untuk asset manager atau fund manager, 12 persen untuk bank, 9 persen untuk private banks dan 5 persen untuk sovereign wealth funds.
Kemudian, seri RI0127 dengan tenor selama sepuluh tahun serta tanggal jatuh tempo 8 Januari 2027 dan nominal sebesar 1,25 miliar dolar AS. Seri ini juga mempunyai tingkat kupon 4,35 persen dan imbal hasil 4,4 persen.
Distribusi untuk seri ini, sebanyak 38 persen untuk pasar Amerika Serikat, 18 persen untuk Eropa, 26 persen untuk Asia kecuali Indonesia dan 18 persen untuk Indonesia.
Berdasarkan jenis investor, sebanyak 53 persen untuk asset manager atau fund manager, 22 persen untuk bank, 18 persen untuk asuransi maupun dana pensiun, 2 persen untuk private banks dan 5 persen untuk sovereign wealth funds.
Terakhir, seri RI0147 dengan tenor selama 30 tahun serta tanggal jatuh tempo 8 Januari 2047 dan nominal sebesar 1,5 miliar dolar AS. Seri ini juga mempunyai tingkat kupon 5,25 persen dan imbal hasil 5,3 persen.
Distribusi untuk seri ini, sebanyak 29 persen untuk pasar Amerika Serikat, 12 persen untuk Eropa, 58 persen untuk Asia kecuali Indonesia dan 1 persen untuk Indonesia.
Berdasarkan jenis investor, sebanyak 27 persen untuk asset manager atau fund manager, 2 persen untuk bank, 62 persen untuk asuransi maupun dana pensiun, 3 persen untuk private banks dan 6 persen untuk sovereign wealth funds.
Final pricing dari imbal hasil tersebut lebih ketat 25 basis poin dari initial price guidance yaitu 4,00 persen untuk tenor lima tahun, lebih ketat 35 basis poin dari initial price guidance 4,75 persen untuk tenor 10 tahun dan lebih ketat 40 basis poin dari initial price guidance 5,7 persen untuk tenor 30 tahun.
“Pemerintah berhasil melakukan penurunan imbal hasil terbesar dari initial price guidance dibandingkan transaksi yang dilakukan transaksi pada 2016,” kata Robert.
Penerbitan seri ini memperoleh rating BBB- (stable) dari Fitch dan Baa3 (stable) dari Moody’s. Penerbitan surat utang ini juga dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Merril Lynch, Citigroup, HSBC dan Standard Chartered Bank serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka