Jakarta, Aktual.com — Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry melalui telepon pada Sabtu (10/10) Israel perlu menghentikan pemukimnya melakukan tindakan provokasi terhadap orang Palestina di bawah perlindungan militer Israel.

Dalam percakapan telepon mereka, Abbas memberitahu Kerry bahwa situasi yang berlangsung akan tak terkendali jika Israel terus mengizinkan pemukim mereka memancing warga Palestina, kata kantor berita resmi Palestina, WAFA.

Kerry dan Abbas juga membahas pertekembangan terkini di wilayah Palestina, kata laporan itu, seperti dilansir Xinhua, di Jakarta, Minggu (11/10) pagi. Ditambahkannya, Kerry mendesak dilancarkannya upaya lebih lanjut untuk memelihara ketenangan dan menghentikan peningkatan lebih lanjut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menelepon Kerry pada Jumat (9/10), demikian akun Facebook milik Netanyahu. Saat berbicara dengan Kerry, Netanyahu mengatakan ia berhatap Pemerintah Otonomi Naasional Palestina (PNA) menghentikan “hasutan palsu dan brutal yang memicu gelombang teror saat ini”, demikian pernyataan di Facebook tersebut.

Kerry, menurut sumber yang sama, menegaskan Amerika Serikat memahami bahwa kebijakan Israel bertujuan “memelihara status quo atas semua tempat suci”.

Ketegangan masih meningkat di Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur, tempat 20 orang Palestina dan empat orang Yahudi tewas dalam 10 hari belakangan, kata beberapa laporan medis resmi. Lebih dari 1.000 orang Palestina cedera dalam bentrokan rusuh yang telah terjadi di Wilayah Palestina sejak awal Oktober.

Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awwad pada Sabtu mengutuk serangan polisi Israel terhadap dua rumah sakit di Jerusalem.

Awwad mengatakan di dalam satu siaran pers bahwa serangan terhadap rumah sakit itu adalah petunjuk berbahaya mengenai suramnya konvensi hak asasi manusia, kesepakatan internasional dan (nilai) kemanusiaan di Israel.

Ia menegaskan hukum kemanusiaan internasional menekankan perlunya untuk menghormati kenetralan medis, mengizinkan tim media beroperasi secara aman, dan mencegah serangan terhadap petugas paramedis, termasuk tempat medis.

Menteri kesehatan tersebut mendesak dunia serta semua organisasi PBB agar campur-tangan guna mencegah serangan terhadap orang Palestina.

Sementara itu, Direktur Medis Al-Makasid Bassam Abu Libda mengatakan polisi Israel menyerbu bagian gawat darurat dan sinar-X, dan menambahkan itu mengganggu pekerjaan tim medis.

Beberapa sumber Israel tidak mau mengomentari pernyataan tersebut.

Gelombang kerusuhan saat ini telah berkobar pada pertengahan September, setelah orang Palestina memprotes diizinkannya kelompok orang Yahudi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha di Jerusalem Timur. Orang Palestina mengatakan Israel ingin mengubah status quo di tempat itu yang menjadi tempat suci buat umat Muslim.

Kerusuhan meluas ke bagian lain setelah satu pasangan Israel tewas dalam serangan di dekat Kota Nablus di bagian utara Tepi Barat, dan dua orang lagi ditikam di Jerusalem Timur pada awal Oktober.

Artikel ini ditulis oleh: