Wakil Khatib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), KH. Taufiq Damas juga mengatakan bahwa isu sara (suku, agama, ras dan antar golongan) hanya di jadikan sebagai alat kampanye, contoh kasus di Jakarta.
Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu adalah contoh penggunaan isu sara dalam pilkada yang paling buruk dan paling brutal selama proses demokrasi ini paska reformasi.
Menurutnya, isu sara merupakan alat mobilisasi politik paling efektif, masjid dan musola di Jakarta di gunakan sebagai mimbar politik untuk menyebarkan isu sara.
“Ini tak boleh di biarkan terus menerus terjadi dalam sebuah moment domokrasi seperti Pilkada, agama di jadikan alat politik untuk mendelegitimasi lawan, ini berbahaya bagi kehidupan berbangsa kita”, tegas Taufiq.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid