Pantauan Profauna Indonesia pada bulan Desember 2018 dan Februari 2019, lanjut Erik, ditemukan dua kelompok lutung jawa dan kangkareng perut putih di hutan Apusan. Satu kelompok lutung itu berangotakan 7 sampai 10 ekor.
Menurut keterangan penduduk Desa Tambakrejo yang dekat dengan hutan Apusan, kata Erik, dulu ketika hutannya masih bagus, burung rangkong bisa dijumpai hingga puluhan ekor.
Selain burung rangkong, jenis burung lainnya yang terpantau ada di Hutan Apusan antara lain elang bido (Spilornis cheela), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster ), kutilang (Picnonotus aurigaster), terucuk (Picnonotus goiavier), takur tenggeret (Megalaima australis), tohtor (Megalaima armillaris), cekakak sungai (Todirhampus chloris), raja udang biru (Alcedo coerulescens) dan cipoh (Aegithina tiphia), serta monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Oleh karena itu, ujar Erik, Profauna Indonesia menyesalkan pembalakan liar di hutan Apusan yang sudah terjadi dalam setahun terakhir ini dan terkesan terjadi pembiaran oleh petugas Perhutani yang ada. Pembalakan liar itu terjadi secara terbuka dan juga jelas penampungnya. Seharusnya ketika pembalakannya belum meluas, petugas Perhutani sudah mengantisipasinya, tetapi sayang hal itu terkesan dibiarkan saja.
“Kami mendesak agar pembalakan liar itu dihentikan dan dilakukan rehabilitasi hutan yang telah rusak. Apalagi kerusakan hutan. Apusan ini juga menyebabkan keresahan sebagian warga Desa Tambakrejo, karena khawatir dengan dampak bencana banjir dan longsor jika kerusakan hutan Apusan itu terus dibiarkan,” tutur Erik.
Artikel ini ditulis oleh: