Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 20 Mahasiswa Indonesia penerima beasiswa dari Pemerintah Australia yang tengah menuntut ilmu di berbagai Universitas di Perth, Australia Barat, mendapat kesempatan untuk mempelajari tata kelola sektor publik di negara bagian Australia Barat (WA), kawasan terluas di seluruh benua Kangguru.

Program kepemimpinan internasional yang baru pertama kali dilaksanakan di Australia ini merupakan inisiatif Departemen Premier dan Kabinet serta Komisi Sektor Publik (PSC) Australia Barat, yang mempertemukan para Mahasiswa program Master dan Doktoral yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia dengan para petinggi sektor publik berbagai bidang di Australia.

“Saya sangat senang Anda berkesempatan belajar dan tinggal di negara bagian kami, dan sektor publik kami berharap dapat meneruskan kerjasama dengan Anda ketika Anda kembali ke Indonesia,” kata Premier WA, Colin Barnett MLA, saat memberikan sambutan resmi di Dumas House, Kamis (30/7) waktu setempat.

Dalam pidatonya, Colin Barnett mengingatkan bahwa pemerintah WA adalah pemerintah negara bagian pertama dari Australia yang membuka kantor perwakilan resmi di Indonesia. Kantor dagang itu dibuka sejak beberapa tahun silam di Jakarta, dan mendapat “nafas baru” tahun ini dengan penunjukan Direktur Regional dan Pejabat Khusus Pertanian.

Ia menegaskan bahwa pemerintahan negara bagian WA ingin memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga di Asia, terutama Indonesia sebagai tetangga terdekat.

Australia Barat adalah negara bagian yang sangat berorientasi ekspor, kontribusinya dari perdagangan bahan tambang serta produk pertanian tercatat sangat signifikan terhadap ekonomi nasional.

Dalam pemaparannya, Komisioner PSC Mal Wauchope menjelaskan tentang struktur dan pola pengawasan kinerja pegawai pemerintah di Australia Barat. Sementara di sesi lainnya, Direktur Jenderal Departemen Premier dan Kabinet, Peter Conran memaparkan sejarah kerjasama antara Indonesia dan Australia, serta menggarisbawahi bagaimana perbedaan populasi yang sangat mencolok antara Indonesia dan Australia menjadi tantangan yang lebih berat bagi sektor publik di Indonesia.

Di sesi tanya jawab, para peserta bertanya tentang kiat-kiat apa yang bisa dipelajari dan ditiru untuk pelayanan sektor publik yang lebih baik untuk Indonesia. Untuk mendapat pemahaman yang lebih memiliki konteks tata kelola keseharian, peserta dibawa ke salah satu wahana taman botani yang dikelola oleh pemerintah negara bagian WA yaitu King’s Park.

Lewat penjelasan “di belakang layar” yang diterangkan secara rinci oleh CEO taman botani King’s Park, peserta mendapatkan informasi terkait bagaimana pembiayaan dan program-program menghidupkan taman ikonik di Kota Perth itu.

Dalam beberapa pekan ke depan, program kepemimpinan internasional ini akan mengunjungi Departemen Pertambangan dan Petroleum untuk mendapat informasi tentang rencana strategis. Peserta juga akan mengunjungi Departemen Perikanan guna mempelajari pengembangan kebijakan di sektor tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: