“Jadi saya akui ada penurunan daya beli. Toko-toko ritel kalau jual harga normal sepi, taoi begitu didiskon akan ramai. Ini bukti mereka tak mau beli dalam jumlah besar karena tak memounyai daya beli,” kata dia.

Apalagi kemudian, dia menegaskan, bagi kalangan pengusaha ini dengan adanya penurunan daya beli sudah menjadi pukulan telak, ditambah lagi mereka terbebani dari kredit bank yang tinggi.

“Maknaya sekarang bagi pengusaha terus mengakali bagaimana kredit ini. Karena bunganya tetap tinggi sebesar 13 persen. Tapi daya beli sudah turun, kredit kita masih juga belum turun,” kata dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid