Jakarta, Aktual.com – Peringkat utang Indonesia naik dari BBB- (outlook positif) menjadi BBB (outlook stabil). Namun peringkat ini justru ditengarai banyak pihak akan menjadi senjata baru pemerintah untuk menarik utang-utang baru.
Kemungkinan dengan peringkat utang itu, pemerintah akan menarik utang barunya itu di awal tahun 2018 nanti. Apalagi di tahun depan potensi risiko ekonomi global juga masih tinggi, terutama di Amerika Serikat. Makanya, pemerintah bisa jadi akan banyak menarik utang di awal tahun depan.
Apalagi kemungkinan pemeringkat internasional lainnya, Moody’s juga diramalkan bakal menaikkan rating-nya di tahun depan.
Menurut Kepala Ekonom BCA, David Samual, kenaikan peringkat itu akan menjadi momentum pemerintah maupun korporasi untuk mencari pendanaan di awal tahun dengan utang. Langkah ini dilakukan sebelum suku bunga global tahun depan meningkat.
Seiring adanya kebijakan pengesahan RUU reformasi pajak di Amerika Serikat (AS) dan potensi kenaikan lagi suku bunga The Fed di 2018 nanti.
“Kemungkinan kenaikan peringkat ini akan dilakukan pemerintah untuk menerbitkan utang di awal tahun. Apalagi di depannya, risiko untuk menerbitkan utang akan semakin tinggi,” jelas David di Jakarta, Selasa (26/12).
Dia menegaskan, dengan adanya rating yang naik itu, mestinya juga surat utang yang diterbitkan pemerintah bisa lebih rendah lagi. Jadi penurunan yield dalam Surat Berharga Negara (SBN) itu harus segera terjadi.
“Beberapa bulan terakhir sejak S&P menaikkan peringkat, memang rata-rata yield SBN sudah turun dari sempat 6,63 persen. Sekarang sudah di kisaran 6,5 persen dan peluang penurunan dengan kenaikan dari Fitch masih terbuka. Tapi penurunannya kemungkinan lebih tipis,” ujar David.
(Busthomi)