Jakarta, Aktual.com – Aktivis senior, Ratna Sarumpaet, dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap Pemilihan Umum (pemilu) 2024. Ia menganggap bahwa Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, yang dianggap sebagai bakal calon presiden, tidak serius dalam niat mereka untuk mengubah nasib Indonesia. Alasan utamanya adalah bahwa ketiga tokoh tersebut tidak menunjukkan komitmen untuk mengembalikan Undang-Undang Dasar 1945 ke bentuk aslinya.
Dalam sebuah konferensi pers di kediamannya di Kampung Melayu Kecil V/24, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (8/8), Ratna dengan tegas menyatakan, “Aku tidak akan berpartisipasi dalam pemilu. Gerakan kami adalah penolakan terhadap Pemilu itu sendiri.” Ia berpendapat bahwa UUD 1945 asli tidak mengakui sistem pemilu ‘one man one vote’ seperti yang dikenal saat ini. Menurutnya, UUD 1945 hanya mengakui prinsip representasi dari seluruh warga negara.
Ratna menjelaskan, “Prinsip demokrasi dalam UUD 1945 adalah tentang representasi. Mengapa? Karena kita terdiri dari beragam warga negara. Kita tidak dapat menerapkan sistem yang sama seperti Amerika atau negara-negara Barat dengan sistem ‘one man one vote’. Sistem tersebut tumbuh dari proses yang didasari oleh imperialisme dan kolonialisme, yang tidak dapat kita samakan.”
Meskipun demikian, Ratna, yang juga menjadi Koordinator Gerakan Selamatkan Indonesia, menegaskan bahwa secara pribadi, ia tidak memiliki masalah apa pun dengan ketiga calon presiden tersebut. Ia menekankan, “Saya tidak memiliki masalah pribadi dengan mereka. Tetapi, keprihatinan saya ditujukan kepada nasib bangsa ini.”
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi