Jakarta, Aktual.com — Ratusan hektare tanaman padi yang baru berusia di bawah sebulan di Kabupaten Bandung bagian selatan kekeringan dan mati akibat musim kemarau.

“Awalnya kami berharap air masih bisa menyelamatkan tanaman padi kami hingga usia aman, namun akhirnya mati kekeringan,” kata Sulaeman (47) petani Rancaekek Kabupaten Bandung, Sabtu (25/7).

Dia mengaku hanya bisa pasrah saat air irigasi dan selokan di kompleks pesawahanya sudah mengering sejak tiga pekan lalu. Akibatnya tanaman padinya yang baru berusia sebulan itu mati kekeringan.

Sementara tanah sawah mereka retak-retak cukup parah dan nyaris tidak ada bagian yang mendapat pasokan air. Hal senada juga di kawasan Cicalengka, Cikancung, Solokanjeruk, Bojongsoang, Ciparay dan Balendah. Kekeringan kian meluas seiring pasokan air irigasi terhenti akibat kurang pasokan dari bendungan.

“Kami harus menunggu hingga hujan turun, mungkin satu musim ini kami tidak bisa panen,” kata Rahman, petani di Ciparay.

Pasokan air dari irigasi Wandir tidak cukup untuk mengairi pesawahan di kawasan lahan sawah terluas di Kecamatan Ciparay tersebut.

Namun demikian, para petani belum berniat untuk menanam palawija di sawah mereka yang kekeringan karena tidak ada air yang bisa digunakan untuk menyiram tanaman. “Palawija juga tidak akan hidup karena tidak ada air untuk menyiram tanamannya,” kata Rahman.

Lain halnya dengan lahan milik Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran yang ditanami oleh palawija. Pada saat lahan lain yang berlokasi di Kelurahan Jelekong ditanami padi, lahan milik universitas ternama itu sudah mengantisipasi.

“Kami sudah mengantisipasi kekeringan, kendati petani di blok ini menanam padi kami tidak, dan ternyata tanaman padi di sini kekeringan, dan pilihan menanam palawija tepat,” katanya.

Kekeringan juga terjadi di areal pesawahan di Gedebage Kota Bandung, seperti di blok Cimencrang, Panyileukan dan Derwati juga retak-retak kekeringan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu