demo undip
demo undip

Jakarta, Aktual.com — Sekitar ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro dari berbagai Fakultas menduduki gedung rektorat kampus Tembalang di jalan Prof Sudharto, Rabu (5/4) petang. Mereka menolak civitas akademika kampus menaikkan Uang Kuliah Tunggal dan Sumbangan Pengembangan Instansi.

Aksi turun jalan yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mendatangi Rektorat untuk menyampaikan aspirasinya. Sayangnya, Rektor Undip Prof Yos Yohan Utama dikabarkan berpergian ke Perancis. Mahasiswa pun semakin geram dengan pihak rektorat yang jauh hari telah dilayangkan surat audiensi.

Koordinator Lapangan aksi, Leonardo Elen Pamungkas mengaku kecewa kepada rektorat yang ingin justru mengabaikan kepentingan mahasiswa.

“Kami kecewa karena ingin beraudiensi terkait kenaikan UKT ini. Selain itu juga kami menuntut adanya transparasi terhadap terjadinya kenaikan UKT yang mencapai ratusan juta rupiah ini,” ujar dia.

Mahasiswa pun mengancam akan membawa massa lebih besar pada pekan depan. Menurutnya, mereka dijanjikan bisa bertemu rektor pada audiensi berikutnya.

“Kami akan kembali melakukan aksis serupa dengan jumlah massa yang lebih banyak ketimbang sekarang,” tandas Samuel, salah seorang orator di hadapan ribuan rekan-rekan mahasiswanya.

Selain bergantian berorasi, mereka membawa spanduk tuntutan bertuliskan “Dijual Buat Bayar SPI”, “Tolak Kenaikan UKT dan Adanya SPI”, “Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bukan Untuk Dikomersilkan”, “Tuntut Janji Rektor”, “Saya Tolak Kenaikan UKT dan Pengadaan SPI”, “UKT : Uang Korporasi Terselubung-SPI: Sumbangan Pemakmuran Instansi (SI)”dan lain sebagainya.

Mahasiswa pun menurunkan bendera rektorat menjadi setengah tiang. Aksi serupa menunjukkan Undip bukan lagi kampus rakyat, melainkan kampus yang sudah mengkomersilkan pendidikan bagi para mahasiswa.

Mereka juga menggalang aksi koin peduli Undip sebagai bentuk cerminan bahwa kampus membutuhkan biaya tambahan guna operasional proser belajar-mengajar. Aksi semakin memanas lantaran sempat terjadi perpecahan karena sejumlah mahasiswa ingin mengakhiri demo. Namun, tak lama kemudian para demonstran kembali bersatu dan mencoba merangsek ke dalam rektorat.

Hingga kemudian, Kepala Bidang Humas Undip Semarang, Nuswantoro turun tangan dan mencoba meredam emosi massa. Para demonstran lantas menyerahkan satu karung berisi koin kepadanya.

“Baik ini saya terima (koin) ini, tapi ini bukan sebagai simbol bahwa Undip kekurangan dana. Ini wujud kami terima aspirasi anda!” tegas Nuswantoro sambil setengah menahan amarah.

Tidak puas, mahasiswa lantas memberhentikan sebuah mobil yang berisi pegawai rektorat. Mereka memaksa pegawai untuk keluar mendengarkan orasi mereka. Petugas keamanan pun dibuat kelimpungan saat mengamankan situasi.

Massa berangsur-angsur membubarkan diri kala malam tiba. Beberapa spanduk dan kain tuntutan masih dibiarkan menggelantung di atas patung kuda di depan rektorat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka