Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta, aktual.com – Pemerintah harus realistis dalam membuat kebijakan di tengah goncangan ekonomi dan politik global. Perang dagang dan virus Corona akan menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia yang berdampak pada pertumbuhan di Indonesia. Perang dagang negara besar seperti USA melakukan America first dengan mengutamakan kepentingan mereka daripada negara lain.

Peningkatan status Indonesia menjadi negara maju bagian dari strategi Amerika First. Mereka tak lagi berikan kemudahan pada negara yang sudah maju fasilitas GSP dengan tujuan menutup defisit perdagangan. Indonesia terdampak karena biaya ekspor menjadi mahal dan standar gaji pekerja disamakan dengan negara maju.

Sisi lain virus Corona yang menyebar hampir seluruh dunia membuat perlambatan gerak ekonomi dan tiap negara fokus penanganan virus di negara masing. Jokowi sudah sering menyebut dan dinyatakan dalam kampanye Pilpres Winter is coming. Bagi kami ada salah cara Jokowi dalam menghadapi winter yang keliru.

Pertama omnibus. Kedua adalah pemindahan ibu kota. Omnibus terlihat hanya akan dimanfaatkan pemodal yang sudah ada yang malas tunaikan kewajiban pajak dan hak pekerja. Titipan lain soal oligarki tambang yang habis PKPPB nya untuk dipermudah perpanjangannya batal diganti IUP dan diciutkan lahannya. Omnibus juga memberi jalan lapang untuk mengobrak abrik hutan lindung yang kian menipis. Intinya itu bukan untuk investor yang akan datang. Sehebat apapun UU dikoyak investor tak akan masuk karena lagi kesulitan. Itu juga pada investasi ibu kota baru. Ibu Kota baru akan mengeluarkan APBN yang masih defisit besar.  Kami juga menyoroti banting setir 180% kebijakan pengelolaan BUMN dari State Capitalism beralih ke privat Capitalism para oligar.

Perubahan ekstrem akan menimbulkan turbulensi di tengah krisis yang sudah ada. Era lalu BUMN dijadikan ujung tombak pembangunan infrastruktur yang dibangga-banggakan. Era ini terlihat keajatuhan saham BUMN yang dikhawatirkan digunakan mendapatkan rente jual beli saham.

That’s why, pulihkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah bahwa pemerintah melindungi mereka. APBN yang terancam tekor fokus saja untuk melindungi rakyat dan ciptakan produktivitas dengan solidaritas. Jaga persatuan Indonesia dan lindungi kaum minoritas. Berdirilah di kaki sendiri di tengah pertarungan negara besar.

Surya Fermana (Eksekutif Director Rich & Famous Insitute)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eko Priyanto