Dalam kondisi pasar seperti saat ini, di mana ada sentimen global yang diwaspadai dan momen politik di dalam negeri. Sehingga, disarankan agar mencermati saham-saham konsumer, perbankan dan properti konstruksi.
Wilson menjelaskan, secara siklus setiap periode pemilihan presiden, market cenderung sepi, terutama mendekati detik-detik pemilu. Pada periode ini, investor disarankan untuk mengurangi leverage karena biasanya volatilitas akan menurun, terutama bagi investor-investor jangka pendek.
Namun, setelah puncak acara pesta demokrasi berakhir, biasanya volatilitas dan likuiditas pasar akan kembali bangkit. Jadi, untuk investor jangka panjang dengan time horizon lebih dari satu tahun bukan masalah untuk memiliki posisi.
Untuk sentimen tambahan dari makro-domestik, tentunya adalah kebijakan pemerintahan yang baru atau yang baru diperpanjang. Jika kebijakannya pro terhadap pasar, tentunya akan semakin memberikan dorongan positif bagi pasar.
Ia memprediksi BI mungkin akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga paling tidak di semester II 2019, dan jika terealisasi, maka arus investasi ke pasar modal akan kembali deras.
“Namun, tentunya pada kondisi ini ada beberapa saham yang cenderung defensif, kami masih melihat sektor consumer goods sebagai salah satu sektor yang defensif terhadap kondisi yang mewarnai tahun ini,” jelasnya.
Jika melihat historis 3 tahun pemilu ke belakang, IHSG terus mencatat return yang cukup tinggi. Secara akumulasi tahunan pada pemilu 2004 IHSG mampu naik 32.85 persen. Pemilu 2009 IHSG mengalami kenaikan sebesar 90,17 persen, sedangkan pemilu 2014 naik 18,29 persen.
Secara sektoral, saham yang mengalami rata-rata return terbesar lebih dari 50 persen selama 3 pemilu terakhir dari 2004, 2009 dan 2014 adalah sektor Aneka Industri, Pertambangan, Keuangan Perbankan, Pertanian dan Properti. Adapun IHSG di kuartal satu, bisa menguji 6.250 6.378. Secara teknikal menguji resistance tersebut jika IHSG masih kuat di atas 6100.
Dengan angka itu, investasi di bursa masih prospektif. Apalagi ekonomi dalam negeri terus tumbuh. Meskipun, secara sentimen global cukup memanas pada tensi perdagangan AS-China akan sedikit menghambat prospek IHSG.
Lalu, saham apa yang layak dilirik di awal tahun 2019? Saham-saham Produsen CPO, dari hasil hitungan RELI, cukup berpeluang seperti AALI dan LSIP hingga produsen pertanian lain seperti TBLA. Perbankan pun layak untuk dicermati dengan BMRI, BBCA, BBRI dan BBNI serta properti seperti WSKT dan PWON.
Pertambangan batubara dan Emas seperti PTBA, ITMG, ADRO dan ANTM dan sektor aneka Industri seperti ASII. Selebihnya mulai dicermati saham-saham konstruksi BUMN seperti ADHI, PTPP, WIKA, WTON dan Infrastruktur JSMR.
Artikel ini ditulis oleh: