Jakarta, Aktual.co — Kuliner asli betawi yang menyehatkan banyak dijajakan di Perkampung Budaya Betawi (PBB), Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tanpa terkecuali dengan minuman ‘bir pletok’. Salah satu pejualnya yakni, Ahmad Sanusi. “Harganya cuman Rp15.000 per botol,” kata Ahmad, di Jakarta.
Menelisik sejarahnya, bir pletok dibuat pada masa penjajahan Belanda. “Karena waktu itu warga Betawi tidak bisa minum bir (agama), akhirnya membuat bir sendiri dengan bahan rempah-rempah (halal). Bir itu buat penghangat badan,” ujarnya menambahkan.
Di tempat yang sama, ia menjelaskan bahan dasar pembuatan bir pletok. “Bahannya itu garam, air, gula, cengkeh, kayu manis, jahe emprit dan jahe besar, kayu misoye, lada hitam, daun jeruk, kayu secang, daun pandan, biji pala, kapulaga, serta batang sere,” urainya.
Proses pembuatan bir pletok yaitu dimulai dari bahan dasar campuran rempah-rempah tadi lalu dimasak hingga matang. “Kalau sudah mendidih, dimasukkan kayu secang. Kayu secang ini buat warnanya mirip sama bir belanda. Selanjutnya, rempah-rempah tadi disaring. Kemudian baru masukkan gula dan garam,” paparnya kembali.
“Setelah itu, dimasukkan ke bambu ‘pentung’ dicampur es batu. Bambu itu dikocok-kocok biar berbusa hingga selesai,” terangnya lagi.
Menariknya, kata Ahmad, saat bambu dikocok timbulah suara ‘pletok-pletok’. “Nama bir pletok, setahu saya bisa dari biji pala dan es batu yang suaranya ‘pletok-pletok’,” bebernya kembali.
Ahmad mengungkapkan, berjualan bir pletok lantaran ingin melestarikan kuliner Betawi. “Bir pletok berkhasiat bisa buat obat masuk angin dan pegal-pegal,” kata ia. Selain itu, bir pletok berkhasiat meningkatkan metabolisme dalam tubuh.
Artikel ini ditulis oleh: