Beranda Nasional Respon Pernyataan BKKBN, Anggota DPR Minta Sosialisasi Bahaya Stunting Ditingkatkan

Respon Pernyataan BKKBN, Anggota DPR Minta Sosialisasi Bahaya Stunting Ditingkatkan

Screenshoot anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah dalam rapat dengar pendapat  (RDP) Panja Vaksin Komisi IX DPR RI dengan Kepala BPOM dan Biofarma di Gedung Nusantara 1, Jakarta, Rabu (6/6).

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi IX DPR-RI, Nur Nadlifah merespon pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebut tingkat kesadaran masyarakat atas bahaya stunting (gizi buruk) yang rendah sebagai masalah terbesar dalam pengentasan stunting. Nadlifah pun menyebut pernyataan BKKBN tersebut sesungguhnya membuat lembaga itu harus semakin sering mensosialisasikan bahaya stunting kepada masyarakat.

“Saya setuju dengan pernyataan Kepala BKKBN terkait rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya stunting. Tapi sebenarnya itu juga menunjukkan lembaga ini harus semakin memasifkan atau meningkatkan informasi dan sosialisasi bahaya stunting ke seluruh kelompok masyarakat, terutama kepada kalangan ibu dan perempuan,” kata dia dalam keterangan tertulis kepada aktual.com, Rabu (24/5) kemarin.

Karena itu, bagi Nadlifah, BKKKBN harus terus memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mengatasi masalah tersebut. Apalagi di tengah era perkembangan informasi yang cepat dan beragam, BKKBN semestinya bisa memanfaatkan platform apapun untuk meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat atas bahaya stunting.

“BKKBN harus menggunakan seluruh sumber daya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran atas bahaya stunting. Seluruh platform penyebaran informasi, mulai dari media mainstream hingga sosial media harus digunakan BKKBN untuk menyampaikan pesan dan konten tentang bahaya stunting,” jelasnya.

Politisi PKB ini pun percaya banyak generasi muda yang sebenarnya mulai perduli atau aware dengan isu-isu kesehatan, termasuk stunting. Karena itu, menurutnya, pekerjaan rumah mendesak bago BKKBN justru membuat konten dengan pesan-pesan yang sederhana dan menarik.

“Saya percaya generasi Milenial dan gen Z itu cukup aware dengan persoalan stunting. Nah, tugas saya dan BKKBN sekarang adalah memaksimalkan literasi dan pasokan informasi kepada mereka,” tutur dia.

Sebelumnya, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyebut fakta rendahnya kesadaran masyarakat atas stunting justru menjadi masalah terbesar dalam pengentasan stunting. Kondisi stunting di Indonesia diduga semakin memburuk seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19. Mengacu pada Kemenkes, angka stunting pada Tahun 2022 sebesar 21,6 persen. Angka itu turun jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang berada pada level 24,4 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson