Surabaya, Aktual.com — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada anak-anak disabilitas Indonesia yang mengikuti olimpiade disabilitas di Los Angeles Agustus 2015. Sebab, pada kesempatan tersebut anak-anak disabilitas Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa dengan meraih 19 medali emas, 12 medali perak dan 5 perunggu.
“Sepak bola kita minim prestasi. Tetapi, anak-anak istimewa dari Indonesia berhasil menjuarai sepak bola di Olimpiade Disabilitas. Ini adalah prestasi yang luar biasa.” kata Khofifah, saat berada di Tugu Pahlawan Surabaya, bersama anak-anak disabilitas, Minggu, (30/8).
Begitu pula degan kategori renang. Tim Indonesia juga meraih medali emas dengan mengalahkan Australia dan beberapa negara lain. Kartergori ini, lanjut Khofifah, anak-anak disabilitas menyabet prestasi yang cukup luar biasa dengan memecahkan rekor.
“Waktu pertandingan renang, saya dipinggir kolam. Tim-tim lawan punya postur yang tinggi. Sementara tim kita berpostur pendek. Saya hanya berdoa saja, tidak ikut tepuk tangan seperti negara lain. Subhanalloh, anak-anak istimewa ini justru memecahkan rekor.” lanjut Khofifah.
Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan olimpiade disabilitas 2017 yang akan diselenggarakan pada musim dingin di Austria, pemerintah provinsi dan daerah lain diharapkan mampu memberikan motifasi dan pelayanan kepada anak-anak disabilitas guna mempertahankan prestasi.
“Ini bukti bahwa anak-anak istimewa ini mempunyai kemampuan. Tidak harus dipandang sebelah mata.” kata Khofifah.
Diketahui, olimpiade disabilitas merupakan bagian dari keikutsertaan kontingen Indonesia yang telah bergabung menjadi anggota “Special Olimpics ke-79 pada Agustus 1989.
“Special Olympics” sendiri adalah sebuah gerakan global yang memberdayakan Tuna Grahita (disabilitas intelektual). “Special Olympics Indonesia” (SOIna) merupakan satu-satunya organisasi di Indonesia yang mendapat akreditasi dari “Special Olympics International” (SOI) untuk menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi warga Tuna Grahita di Indonesia dengan kemampuan intelektual (IQ) di bawah 70-75. (Laporan: Ahmad H. Budiawan)
Artikel ini ditulis oleh: