Lebak, aktual.com – Ribuan hektare sawah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kekeringan akibat kemarau panjang yang berlangsung sejak Juni 2019 yang menyebabkan debit air irigasi menurun drastis.

Berdasarkan data di Posko Kekeringan Dinas Pertanian dan Perdagangan (Distanbun) Kabupaten Lebak tercatat seluas 2.247 hektare mengalami kekeringan dan terdiri dari seluas 1.538 hektare kategori ringan, seluas 434 hektare sedang dan seluas 282 hektare berat.

Sedangkan, angka tanam hingga Juli 2019 seluas 8.838 hektare.

“Kami khawatir dua pekan ke depan tidak hujan dipastikan tanaman padi mati,” kata Arsani, seorang petani Desa Cisangu Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Selasa (30/7).

Areal tanaman padi di wilayahnya itu sekitar puluhan hektare kekeringan akibat debit saluran air irigasi Cisangu menurun.

Bahkan, petak-petak tanah sawah terlihat terbelah akibat kemarau itu.

Kebanyakan tanaman padi berkisar usia tanam antara 20-40 hari setelah tanam.

Mereka petani sangat membutuhkan pasokan air agar tanaman padi di sini dapat diselamatkan dan dipanen September-Oktober mendatang.

“Kami berharap pemerintah daerah dapat menangani kekeringan itu,” katanya.

Begitu juga petani lainnya, Herman, seorang petani di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan kekeringan yang menimpa tanaman padi dapat mengakibatkan gagal panen jika tidak hujan dua pekan ke depan.

Sebab, areal persawahan di wilayahnya masuk kategori sawah “geluduk” yang menggantungkan pasokan air hujan.

“Kami berharap kekeringan ini tidak berlangsung lama dan petani di sini bisa memanen pertengahan Agustus mendatang,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya sejauh ini belum menemukan laporan gagal panen akibat kemarau panjang.

Namun, kekeringan areal persawahan cukup mengkhawatirkan ancaman gagal panen.

Karena itu, pihaknya telah mengoptimalkan bantuan pompanisasi agar areal persawahan tidak mengalami gagal panen maupun menurunya produksi pangan.

Bantuan pompanisasi itu diprioritaskan areal persawahan yang terdapat sumber air,sehingga bisa dilakukan penyedotan.

Sumber air itu bisa disedot dari daerah aliran sungai maupun embung untuk memenuhi ketersedian pasokan air agar bisa mengaliri persawahan.

“Kami berharap melalui pengoptimalan pompanisasi itu dapat menyelamat tanaman padi dari ancaman kekeringan itu,” ujarnya menjelaskan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin