Jambi, aktual.com – Seribu lebih keluarga penerima manfaat  Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Jambi mengaku sangat terbantu dan telah merasakan manfaat program tersebut.

Hingga saat ini ada lebih seribu keluarga tergraduasi, ini artinya PKH ditengah-tengah masyarakat berjalan dengan cukup baik, kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Jambi Arif Munandar di Jambi, Jumat (6/12).

PKH di Provinsi Jambi berjalan dengan cukup baik berkat kerja keras dari para pendamping PKH yang tersebar di setiap kecamatan dan setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jambi.

Hal itu terbukti dengan cukup tingginya angka graduasi KPM PKH pada tahun 2020 di Provinsi Jambi, ujarnya.

Dari 3,4 juta lebih penduduk di Provinsi Jambi, warga yang termasuk dalam kategori pra sejahtera berjumlah 230 ribu.

Dari jumlah warga prasejahtera tersebut, KPM PKH di Provinsi Jambi berjumlah 102 ribu KPM. Tidak semua warga prasejahtera di Provinsi Jambi mendapatkan bantuan dari PKH tersebut, karena terdapat beberapa kriteria menjadi KPM PKH.

Dari 11 kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, Kota Jambi merupakan kota dengan jumlah KPM PKH terbanyak, yakni sebesar 14.661 KPM. Dan Kota Sungai Penuh dengan jumlah KPM PKH terendah.

“Kota Sungai Penuh dari segi jumlah pendampingnya nya saja sedikit, di Kota Sungai Penuh hanya ada 13 orang pendamping PKH,” kata Arif Munandar.

Meski demikian, jumlah penduduk prasejahtera terbesar di Provinsi Jambi sendiri berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kota Jambi merupakan kota terbesar KPM PKH tersebut dikarenakan jumlah penduduk Kota Jambi yang besar.

Berdasarkan data yang diterima Arif Munandar, PKH sendiri memiliki pengaruh sebesar 0,3 persen dalam menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Jambi. Hal tersebut cukup memiliki pengaruh dalam menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Jambi. Walaupun angka kemiskinan di Provinsi Jambi berada di bawah rata-rata angka kemiskinan secara nasional.

Angka kemiskinan Provinsi Jambi hanya berkisar 7,9 persen, masih di bawah rata-rata nasional, kata Arif Munandar. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin