“Setidaknya, jika aspirasi masyarakat segera disampaikan setidaknya tahun 2019 bisa direalisasikan normalisasi sungai,” ujarnya.

Menurut dia mereka juga turut bertanggung jawab atas kondisi yang dialami warga yang tersebar di 38 desa dari lima kecamatan.

Bahkan, lanjut dia, petani sangat gelisah karena setiap mau panen tanaman padi selalu dilanda banjir sehingga mengalami kerugian.

Dampak banjir yang tidak segera surut, akhirnya juga mengakibatkan petani tidak bisa tanam.

Akibat dampak tersebut, kata dia, potensi kerugian yang dialami warga, khususnya petani setiap tahun mencapai Rp800 miliar.

Pada kesempatan tersebut, warga juga menuntut penertiban kapal di sepanjang Sungai Juwana agar perairan lancar dan tidak terhambat kapal yang bersandar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara