Rizal Ramli, mengkritik habis kebijakan pemerintah yang doyan ngutang, sampai-sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri lupa uang itu larinya kemana. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior yang juga Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli tak habis pikir dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang cuma mau menguber pajak kelas masyarakat bawah.

Padahal masih banyak potensi pajak kelas atas yang kalau dikejar serius nilainya sangat luar biasa.

“Seperti dulu mau kejar pajak petani tebu. Saya bilang jangan kejar mereka kejar dong importir gula termasuk importir raginaso rafinasi. Itu untungnya bisa Rp 50 triliun. Akhirnya dibatalin. Itu mental komprador,” tandas Rizal saat menyambangi kantor redaksi Aktual.com, Kamis (28/9).

Setelah itu rencana dia aneh lagi mau menurunkan batas minimum Pendapat Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR).

“Saya serang lagi, mbok Sri belajar lagi dong pengantar ilmu ekonomi. Kalau batas minimum PTKP diturunin maka daya beli masyarakat makin anjlok dan konsumsi makin turun. Dan itu ekonomi akan anjlok minus 0,8 persen. Belajar lagi ekonomi yang benar,” kritik dia.

Kemudian, masalah lagi dia mengusulkan seluruh mahasiswa harus punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). “Ini pikiran apa? Di AS biar mereka anak orang kaya itu kerja 20 jam per minggu. Jadi mau tak mau mereka harus punya NPWP karena tak menggunakan kekayaan orang tuanya,” jelas dia.

Di Indonesia ini, mahasiswa itu sekalipun anak super orang kaya itu tak pernah kerja. Hanya gunakan kekayaan bapaknya yang sudah dipajaki. “Ini ide kelihatan gagah tapi konyol,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby