Oleh karena itu RR memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut di kisaran 5 persen karena andalan utama hanya kebijakan moneter.
Lebih lanjut ia mengatakan beberapa waktu lalu BI menandatangani perjanjian currency swap dengan Cina senilai US$ 28,8 miliar atau sekitar 200 miliar yuan.
RR menilai, hal itu bagus untuk Cina karena memperkuat posisi yuan dan meningkatkan hubungan bisnis dengan Indonesia. “Untuk Indonesia, membantu stabilkan rupiah, kurangi peranan dolar AS dalam transaksi valuta asing,” ujarnya.
Akan tetapi, menurut RR, persediaan atau suplai valuta asing tidak akan berubah, kecuali ada terobosan berarti di sektor riil. Oleh karena itu ia menyarankan kajian menyeluruh harus dilakukan, di antaranya soal implikasi geopolitiknya.
Laporan : Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid