Iklan di toko-toko memang itu branding mereka. Mereka sengaja memasang iklan di warung-warung dekat dengan sekolah. Apa lagi kalau bukan target mereka kalangan anak-anak dan kaum muda. Demikian disampaikan Ketua Lentera Anak Lisda Sundari dalam diskusi yang sama di UI, Depok, Jabar beberapa waktu lalu.

Bahkan, perusahan besar rokok secara terang-terangan menjual rokok batangan dengan harga yang terjangkau. Belum lagi, tata cara mereka menata rokok dengan jajanan anak.

“Nah kalau di Indonesia lebih seru lagi adalah warung-warung yang dekat sekolah itu mendapatkan uang dari distributor rokok untuk naro spanduk rokok. Tapi sayangnya, Itu digunakan atau diklaim untuk menututup panas dari matahari. Nilainya berapa? itu berkiras dari Rp300.000 sampai Rp3.000.000, itu yang paling banyak di Padang,” kata dia.

“Dan itu yang paling mahal disana kisaran Rp3.000.000. Itu yang terjadi, itu ternyata bukan pola yang kebetulan, ternyata itu pola yang dilakukan secara sengaja, karena di 22 negara caranya sama, ketika mereka dekat sekolah,” dia melanjutkan.

Ironisnya, lanjut dia, pemilik warung ketika diwawancara kebanyakan menagatakan bahwa perusahaan rokok meminta menaruh display rokok tadi dekat dengan jajanan anak. Bahkan menyusun kotak rokoknya pun, mereka (pemilik warung) diajari.

“Bayangkan itu semua, rokok adiantara jajanan, seolah-olah rokok itu dekat dengan jajanan anak, itu terlihat seolah-olah tidak berbahaya. Ini sebuah strategi yang sangat keren, ini bukan disengaja tapi memang bukan tak disengaja,” kata dia.

Seperti temuan The Guardian, katika mereka mewawancara perihal bahaya rokok kepada Philip Morris, dia mengatakan bahwa “Kami tidak menjadikan anak-anak sebagai target di belahan bumi manapun”. “Mereka membantahnya, BAT juga bilang kami punya peraturan yang ketat, tidak mungkin kami melakukan penjualan kepada anak-anak. Itulah sifat bagi industri rokok dan selalu bilang “kami tidak akan menjual kepada anak.” Tetapi bukti-bukti menunjukan ada, mereka beriklan di sekitar sekolah. Kan tidak mungkin kalau tidak beriklan di warung-warung dekat sekolah sasarannya orang tua,” kata dia.

Seperti hasil temuan pada Februari 2017, mereka (perusahaan rokok) mendekati warung, membujuk dan untuk mengganti spanduk rokoknya . Dia mengaku telah mendapatkan 150 spanduk iklan rokok yang dikumpulkan dari 90 kota di Indonesia. Temuan itu pun di pajang diIstana Negara.

“Kami ingin memberikan pesan bahwa kalau industri rokok tak diberikan ke anak-anak bohong. Ini adalah fakta yang ditemukan selama 2015, 2016, 2017, 2018 dan sampai saat ini terus berlangsung. Kegiatan ini pun akhirnya diikuti oleh sekolah-sekolah, dan mereka merasakan, itu bahwa banyak iklan rokok berbahaya,” kata dia. (Wisnu)

[pdfjs-viewer url=”https%3A%2F%2Fwww.aktual.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2FRokok-dan-Strategi-Rekrut-perokok-Pemula_AktualCom-16-11-2018.pdf” viewer_width=100% viewer_height=1360px fullscreen=true download=true print=true]