Rumah Tangga Miskin Lebih Suka Konsumsi Rokok Daripada Pangan (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com —  Peneliti dari Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Evita Hanie Pangaribowo mengatakan, tingkat konsumsi rokok masyarakat rumah tangga miskin lebih tinggi dibanding konsumsi pangan atau makanan bergizi. Dari hasil penelitian, peningkatan tersebut terjadi apabila ada bantuan pemerintah, salah satunya bantuan beras miskin (raskin).

“Perbandingannya 13 persen untuk konsumsi rokok dan 12 persen untuk konsumsi pangan atau makan bergizi, seperti susu dan turunannya, daging, ikan dan lain-lain. Seharusnya bantuan itu untuk meningkatkan taraf hidupnya,” terang Evita kepada Aktual.com seusai seminar bertajuk “Permintaan Rumah Tangga Indonesia dan Implementasi Kebijakannya”, melalui kajian empiris data survei aspek kehidupan rumah tangga Indonesia di Auditorium Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) kampus setempat, Kamis (29/10).

Menurut Evita, tingginya konsumsi rokok masyarakat rumah tangga miskin tersebut dipengaruhi faktor pendidikan, struktur komposisi rumah tangga, lokasi rumah tangga, dan pola konsumsi makanan pokok. Untuk mengurangi tingkat konsumsi rokok dan meningkatkan konsumsi makanan sehat masyarakat rumah tangga miskin, kata Evita harus ada pendampingan khusus dari pemerintah.

“Artinya jika pemerintah ingin kebijakannya tersebut dapat dimanfaatkan dan sesuai yang diharapkan perlu adanya pendampingan. Misalnya disaat masyarakat rumah tangga miskin mengambil raskin harus diberikan pemahaman agar digunakan untuk pemenuhan gizi, bukan untuk konsumsi rokok maupun lainnya,” terang dosen Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan Fakultas Geografi UGM.

Lebih jauh, Evita mengungkapkan tingkat konsumsi masyarakat rumah tangga miskin terhadap makanan sehat dan bergizi perlu ditingkatkan.

“Penelitian ini saya lakukan secara bertahap dimulai tahun 1993, 1997, 2000 dan 2007. Dalam penelitian ini saya mewawancarai sebanyak 10.000 masyarakat rumah tangga miskin di Indonesia. Dari hasil penelitian konsumsi rokok masyarakat rumah tangga miskin ternyata cukup tinggi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka