Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (30/11) sore ini menguat sebesar 80 poin menjadi Rp14.281 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.361 per dolar AS.

“Faktor eksternal menjadi salah satu faktor yang membuat mata uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS,” ujar Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan sejak Ketua the Fed Jerome Powell menyatakan suku bunga berada sedikit di bawah netral, maka kenaikan suku bunga tidak akan agresif.

“Sikap ‘dovish’ itu membuat dolar AS tertekan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang relatif rendah juga turut membantu apresiasi mata uang rupiah.

“Harga minyak mentah dunia yang rendah akan membantu kinerja neraca perdagangan,” katanya.

Ia menambahkan optimisme pemerintah terhadap perekonomian Indonesia yang masih akan terus tumbuh turut menjadi faktor yang menopang mata uang rupiah.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (30/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.339 dibanding sebelumnya (29/11) di posisi Rp14.408 per dolar AS.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: