Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/7). Bank Indonesia mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar 1,94 miliar dolar AS atau meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan I sebesar 1,66 miliar dolar AS yang didukung perbaikan kinerja neraca perdagangan nonmigas maupun migas. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya meminta pemerintah terus meningkatkan surplus neraca perdagangan untuk mengurangi tekanan terhadap mata uang rupiah.

Ia mengatakan, berdasarkan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan pada September 2018 menunjukkan surplus sebesar 227 juta dolar AS.

“Walaupun surplus tersebut menggembirakan dan mengurangi tekanan ke rupiah, tapi proporsi surplus hanya 1,5 persen dari total ekspor September 2018,” katanya, Senin (15/10).

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu juga mengingatkan neraca dagang periode Januari-September 2018, masih mengalami defisit 3,79 miliar dolar AS.

Berly melanjutkan surplus pada September 2018 terjadi karena nilai impor menurun 13,3 persen yang lebih tinggi dari penurunan ekspor sebesar 6,3 persen.

Menurut dia, surplus terjadi bukan karena peningkatan ekspor yang lebih tinggi dari peningkatan impor. “Jadi, jangan cepat puas dengan capaian surplus neraca dagang September ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid