Jakarta, Aktual.com — Ketua DPP Partai Hanura Miryam S Haryani mengatakan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak perlu didramatisir.

Hal itu menyusul banyak kalangan yang menilai bahwa melemahnya nilai tukar rupiah saat ini sudah genting, bahkan lebih gawat dari masa krisis 1998 silam dan Indonesia berada di ambang kebangkrutan.

“Pernyataan ini sejatinya benar terkait nilai tukar rupiah yang terus melemah, akan tetapi kondisi tersebut jangan didramatisir seolah-olah kondisi sekarang sudah lebih parah dari tahun 1998,” kata Miryam dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (4/8).

“Penting untuk disampaikan kepada publik bahwa pada tahun 1998 nilai tukar rupiah merosot dari Rp2.000 per dolar menjadi Rp13.000 per dolar AS, sedangkan sekarang nilai tukar merosot dari Rp11.000 menjadi Rp13.000 per dolar AS. Pertanyaannya kemudian, dimana letak samanya dengan kondisi 1998?” sebutnya.

Anggota Komisi V DPR ini menyadari bahwa kondisi rupiah berada pada titik yang tidak diharapkan oleh semua pihak, sehingga penting bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis agar cepat berlalu.

“Apabila hal ini tidak segera diatasi maka akan banyak UKM yang terkena dampak serta berujung pada bertambahnya pengangguran akibat PHK korban dari UKM yang gulung tikar,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang