Jakarta, Aktual.com — Sosiolog Universitas Indonesia Musni Umar menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar memicu peningkatan kerawanan sosial akibat efek domino yang ditimbulkan, jika pemerintah tidak segera melakukan langkah pencegahan.
“Akibat yang ditimbulkan jika rupiah terus mengalami pelemahan yang terparah adalah adanya PHK besar-besaran, karenanya pemerintah harus segera melakukan langkah efektif untuk mencegah hal itu karena akan fatal,” kata Musni di Jakarta, Jumat (11/9).
Ia menambahkan, jika terjadi PHK, akan banyak orang yang berbuat nekat untuk memenuhi kebutuhannya sehingga meningkatkan angka kriminalitas.
“Orang yang lapar dan tidak punya pekerjaan tentu bisa berbuat nekat lalu berbuat kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” ucapnya.
Musni mengingatkan, setiap tahun ada penambahan jumlah angkatan kerja sekitar 2,5 persen. Dari jumlah tersebut tidak semuanya bisa mengakses lapangan kerja.
“Dalam situasi ekonomi tidak tumbuh, mungkinkah angkatan kerja tersebut bisa tertangani, sebab pekerja yang sudah bekerja saja kena PHK,” tutur dia.
Ketika nilai tukar rupiah melemah, imbasnya akan merambat pada pertumbuhan ekonomi yang juga melemah, karena daya beli masyarakat menurun.
Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya harga-harga barang terutama sembako dan penghasilan tidak meningkat, bahkan penghasilan hilang karena di-PHK dan menganggur, maka otomatis daya beli masyarakat menurun.
“Ini bahaya untuk masa depan karena generasi penerus kita kekurangan asupan gizi yang baik,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh: