Jakarta, Aktual.co — Artis musisi yang juga penggagas Sabang Jazz Festival Dwiki Dharmawan berharap pagelaran musik tersebut bisa berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
“Semoga saja (Sabang Jazz Festival) ini bisa ‘kontinyu’ (berlanjut), tak hanya satu dua kali,” kata Dwiki di Jakarta, Senin (20/10).
Sabang Jazz Festival ke-2 digelar di Sabang, Provinsi Aceh pada Sabtu (18/10) malam di Lapangan Sabang Fair.
Selain Dwiki Darmawan, festival itu juga menampilkan penyanyi jazz Syaharani, musisi asal Yordania Kamal Musallam, Moritza Taher Quartet serta Farabi All Stars.
Festival musik yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam program Wonderful Indonesia tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya mempromosikan Sabang yang terletak di Pulau Weh sebagai destinasi wisata nasional dan internasional.
“Sabang Jazz Festival yang kedua ini diharapkan mampu mempromosikan Sabang sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman serta menjadi magnet baru kawasan wisata di (Indonesia) barat,” jelas Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tazbir.
Menurut Tazbir, Sabang memiliki potensi wisata yang luar biasa seperti keindahan alam yang bisa menjadi andalan pariwisata nasional maupun internasional.
Apalagi tahun depan maskapai penerbangan Garuda Indonesia akan membuka rute penerbangan Medan-Sabang secara langsung.
Musik jazz terpilih untuk mempromosikan wisata Sabang karena jenis musik tersebut sangat cocok untuk pariwisata dan mudah dicerna masyarakat selain itu dapat dikombinasikan dengan musik lokal.
Dwiki Darmawan juga menyatakan bahwa jazz merupakan musik yang formatnya sederhana, sifatnya terbuka, mudah beradaptasi serta memiliki jangkauan yang luas bukan musik ekslusif, mudah menyatu dengan masyarakat.
“Selain itu, masyarakat di wilayah terluar (seperti Sabang) yang jauh dari ibukota berhak mendapatkan hiburan dan musik yang berkualitas,” katanya.
Sabang Jazz Festival pertama kali digelar tahun 2012 yang dimeriahkan oleh musisi antara lain Dwiki Darmawan, Fariz RM, Andien, Kratau Etnik, Rafli Kande yang mampu menyedot warga untuk untuk menikmati musik jazz di panggung hingga pukul 01.00 dini hari.
Dwiki yang juga merupakan suami dari penyanyi rock wanita Ita Purnamasari itu menyatakan, festival musik terbukti mampu menjadi salah satu alat untuk mempromosikan daerah wisata baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dia mencontohkan, Montrou Swiss Jazz Festival menjadikan desa kecil di Swiss tersebut jadi terkenal, begitu juga Serawak Malaysia yang jauh dari ibukota Kuching dapat terkenal karena ada Asian Music Festival.
“Festival musik akan jadi promotor sebuah destinasi wisata. Oleh karena itu (Sabang Jazz) agar terus kontinyu, tak hanya satu-dua kali,” harapnya.