Mekah, Aktual.com – Satu korban musibah crane roboh di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, bernama Janiro Ganumbang Siregar, dari Medan, yang selama ini belum teridentifikasi, dipastikan meninggal setelah melalui kesaksian teman yang bersama korban di lokasi kejadian.

“Kemarin sudah dibuat kesaksian dari pihak suami korban dan saksi-saksi yang melihat betul Janiro ada di tempat kejadian crane,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M Arsyad Hidayat di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (8/10).

Kendati demikian, lanjut dia, PPHI bersama tim DVI (Disaster Victim Identification) Mabes Polri, tetap akan mencocokan sampel DNA dari keluarga korban untuk memastikan jenazah Janiro ada dalam daftar korban yang dibawa ke pemulasaran mayat, Al Mu’ashim.

“Tadi pagi kami (Polri) telah mengambil sampel DNA dari anak dan kakak kandung, serta suami korban,” kata Kepala Tim DVI Kombes Polisi Muhammad Masudi menambahkan.

Ia berharap dalam waktu cepat, bisa ditemukan kecocokan sampel DNA korban dengan keluarganya, mengingat masih ada data DNA korban crane di Al Mu’ashim yang belum teridentifikasi.

“Di sana (Al Mu’ashim) ada jasad jenazah yang sudah tidak utuh dan perlu dipastikan mana yang mirip (dengan DNA) Janiro, meski semua jenazah kini sudah dikuburkan. DNA hanya menjadi pembanding dari yang mereka miliki,” kata Arsyad.

Dengan demikian, lanjut Arsyad, total jamaah Indonesia yang menjadi korban meninggal pada musibah crane roboh pada 11 September 2015 menjadi 12 orang dan korban cedera mencapai 42 orang.

“Masih ada dua orang korban crane yang masih dirawat di Rumah Sakit Al-Jaheer di Mekkah, yaitu Tri Murti Ali (PDG 03) dan Isnaini Fajariah (SUB 21),” kata Arsyad.

Pada 11 September 2015 sebuah crane roboh di Masjidil Haram, akibat angin kencang dan hujat lebat yang melanda Mekkah kala itu. Peristiwa itu menyebabkan ratusan korban meninggal dan cidera dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: