“Kami telah menginstruksikan kepada seluruh Manggara Agni Daerah Operasi di Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) seluruh Indonesia untuk siaga, walaupun berdasarkan analisis dan prediksi Enso Pemutakhiran Das II Juli 2019, diperkirakan bahwa bulan Juli sampai November 2019 adalah netral,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman.

Jumlah titik panas

Berdasarkan pemantauan satelit NOAA, jumlah titik panas sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2019 sebanyak 975 titik, dan jika dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.077 titik (berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 102 titik).

Sedangkan berdasarkan pemantauan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat konfidensial lebih dari 80 persen, jumlah hotspot sebanyak 2.073 titik, dan jika dibandingkan dengan periode yang sama 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.338 titik (berarti terdapat kenaikan jumlah hospot sebanyak 735 titik, kata Raffles.

Rekapitulasi helikopter dan pesawat untuk pemadaman tahun 2019 yang terlibat dalam kegiatan patroli maupun pemadaman kebakaran hutan dan lahan sampai saat laporan ini dibuat pada Rabu (31/7) berjumlah 35 unit, dan pemadaman udara berupa kegiatan water boombing pada 2019 yang telah dilakukan hingga laporan ini dibuat pada Selasa (30/7) sebanyak 18.269 kali dengan air yang dijatuhkan sebanyak 68.452.400 liter.

Terkait dengan status kedaruratan, sampai saat enam provinsi telah menetapkan Status Kedaruratan Bencana Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, yaitu Provinsi Riau tanggal 19 Februari-31 Oktober 2019; Provinsi Kalimantan Barat tanggal 12 Februari-31 Desember 2019; Provinsi Sumatera Selatan tanggal 8 Maret-31 Oktober 2019; Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 28 Mei-26 Agustus 2019; Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 1 Juni-31 Oktober 2019; dan Provinsi Jambi tanggal 23 Juli-20 Oktober 2019.[ant]

Artikel ini ditulis oleh: