Ganjar, Ulama dan Santri
Doa bersama yang digelar Saga bersama Ulama dan Santri di Tegal, Jawa Tengah/DOK/NET

Jakarta, Aktual.com – Sahabat Ganjar menggelar kegiatan sejuta doa satu harapan untuk ganjar pranowo di Alun-Alun Desa Jagapura, Kecamatan Gresik, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

Ketua Umum DPP Sahabat Ganjar Gus Nahib mengatan setiap aktifitas ataupun kegiatan rasanya terasa sangat nyaman apabila mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Selain itu menurutnya, Sahabat Ganjar melakukan “Sejuta Doa Satu Harapan Untuk Ganjar Pranowo 2024” di Cirebon, karena Cirebon ini sendiri merupakan Kota Pancasila karena semua suku serta agama sudah hidup berdampingan sejak zaman wali dahulu.

Lalu, terdapat keraton yang terdapat ornamen 5 agama meliputi Islam, Hindu, Budha, Kristem serta Katholik.

“Cirebon yang notabene adalah Kota Wali sebagai Kota Islami di Jawa, yaitu ruang keislaman, dan ruang sosialisasi,” ujar Gus Nahib dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (16/1).

Menurutnya kegiatan yang berlangsung di cirebon ini meliputi Penampilan Hadroh, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, Tausiyah hingga Istighosah dan Sholawat.

Gus Nahib menuturkan antusiasme para peserta yang hadir sangat luar biasa.

“Kegiatan kali ini begitu luar biasa antusiasme serta doa dari masyarakat Cirebon yang menginginkan Pak Ganjar menjadi Presiden begitu luar biasa, masyarakat berbondong bodong hadir dalam acara ini,” katanya.

Adapun peserta Sejuta Doa Untuk Ganjar Pranowo ini hadir dari berbagai daerah di Kabupaten Cirebon dan para santri dari pondok Pesantren Babakan Ciwaringin. Ponpes tersebut merupakan salah satu yang tertua di Jawa Barat.

Salah satu Ustadz yang hadir pada kegiatan Sejuta Doa Satu Harapan Untuk Ganjar Pranowo 2024, KH. Agus Ahmad Kholis memiliki harapan apabila Ganjar Pranowo adalah sosok Presiden Indonesia selanjutnya.

“Paling pertama adalah kikis habis kelompok intoleran, lalu menegakan hukum seadil-adilnya, sering bersilaturahmi ke Kiyai serta sesepuh Pondok Pesantren yang ada di Indonesia,” ujar KH. Agus Ahmad Kholis.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu