Jakarta, Aktual.co — Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menilai, proses seleksi calon Direktur Utama Pertamina yang dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno adalah sebuah kesewenang-wenangan.
Rini pun dianggap berbuat sesuai selera pribadi dan mengabaikan ekspektasi publik yang sangat besar.
“Publik sangat berharap bahwa calon Dirut Pertamina yang akan datang mampu membawa Pertamina menjadi penghasil keuntungan bagi negara, bukan seperti sekarang selalu teriak rugi,” kata Ferdinand Hutahaean.
Menurutnya, sangat penting bagi seorang pemimpin Pertamina mengerti seluk beluk dunia Minyak dan Gas (Migas) agar tidak salah dalam pengelolaan.
Bahkan, kata dia, lebih diutamakan yang memahami energi secara umum, bukan hanya migas.
“Ibaratnya negara kita sakit saraf, yah harus kita kirim dokter saraf, jangan kirim dokter kandungan. Nanti salah diagnosa dan salah berikan resep, yang ada pasien malah meninggal,” kata dia.
Dirinya juga mengatakan, Rini seharusnya terlebih dahulu melakukan uji integritas para calon melalui Komisi Pemberantasan Korupsi, sebelum melakukan “fit and proper test” seperti yang dilakukan sekarang, sesuai dengan kesepakatan Presiden Joko Widodo dengan pihak KPK.
“Setelah lolos dari KPK, baru diuji kelayakannya, tanya visinya, mengerti tidak seluk beluk migas, punya insting investigasi tidak, berani melawan mafia tidak? Jangan langsung ‘ujug-ujug’ nunjuk dan mendorong seseorang yang justru bermasalah,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan syarat utama sosok Dirut Pertamina adalah kemampuan memimpin dan manajerial, sementara kemampuan teknikal bisa dibeli.
Artikel ini ditulis oleh: