Jakarta, Aktual.com — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka turun 34,30 poin atau 0,75 persen menjadi 4.553,12. Penurunan tersebut seiring dengan sinyal ekonomi di sejumlah negara masih melambat. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 8,45 poin (1,07 persen) menjadi 785,00.

“Sejumlah data manufaktur Eropa, Amerika Serikat, dan juga Tiongkok yang masih memberi sinyal perlambatan pada awal tahun ini kembali membayangi laju pertumbuhan ekonomi global sehingga menekan pasar saham,” kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Rabu (3/2).

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang kembali mengalami tekanan menambah sentimen negatif bagi pasar saham global, kondisi itu juga semakin memberatkan IHSG untuk melaju ke area positif.

“Harga minyak kembali melanjutkan pelemahan karena harapan untuk mencapai kesepakatan di antara sejumlah produsen guna memangkas output mulai pudar,” katanya.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (3/2) pagi ini, terpantau berada di level 29,58 dolar AS per barel, melemah 1,00 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 32,44 dolar AS per barel, turun 0,86 persen.

Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa meski indeks BEI sedang menurun, namun investor dengan orientasi jangka panjang merupakan momen untuk melakukan akumulasi pembelian.

“Aksi beli secara selektif terhadap saham yang memiliki likuiditas tinggi masih baik dilakukan, apalagi data ekonomi domestik juga relatif stabil, itu yang akan menopang indeks ke depannya” katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 616,66 poin (3,17 persen) ke level 18.830,18, indeks Nikkei turun 604,14 poin (3,40 persen) ke level 17.146,54, dan Straits Times melemah 42,25 poin (1,65 persen) ke posisi 2.636,36.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka