Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/3). IHSG pada perdagangan Senin (28/3) ditutup melemah 53,4 poin atau 1,11 persen ke level 4.773,6. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya akan tertahan oleh masih minimnya aksi beli dari para pelaku pasar.

Hal ini terjadi karena para pelaku pasar masih menanti perkembangan progres suku bunga baik yang di Amerika Serikat, The Fed Fund Rate atau di dalam negeri Bank Indonesia (BI) Rate.

“Pada perdagangan hari ini laju IHSG diwarnai aksi wait and see. Para pelaku pasar masih menahan aksi beli karena menanti rilis data suku bunga itu,” ujar analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya dalam analisis hariannya, Rabu (15/6).

Menurut dia, sentimen itu cukup kuat mempengaruhi para pelaku pasar untuk menahan aksi belinya. Dengan kondisi itu, maka dampak seriusnya akan menghantam laju IHSG yang kembali tertahan untuk menguat.

Sejauh ini, lanjut William, IHSG masih bergerak dalam posisi konsolidasi, setelah terkoreksi beberapa waktu lalu. Untuk itu, pada perdagangan hari ini, dia memperkirakan support IHSG terlihat cukup kuat bertahan pada level 4.774.

“Sementara potensi resistance-nya di level 4.886 yang sangat mungkin kembali untuk dicapai bila support itu tidak dijebol,” tegas dia.

Namun demikian, pihaknya juga tetap berharap dan optimis dapat terjadi pengutan sekalipun hanya dalam jangka pendek. Untuk itu secara teknikal, pola penguatan sendiri mulai terlihat mengkonfirmasi untuk melanjutan proses up-trend jangka pendeknya.

“Apalagi memang jika dilihat dari sisi capital inflow di bursa saham domestik, maka laju IHSG berpeluang cukup besar untuk melanjutkan konsolidasi. Jadi hari potensi IHSG menguat tetap ada. Tetap waspadai sentimen yang ada,” papar William.

Dengan begitu, imbuh dia, potensi penguatan IHSG yang dibayangi aksi wait and see para pelaku pasar mesti direspons dengan mempertimbangkan sembilan saham berikut ini. Yaitu, BBNI, KLBF, TBIG, UNVR, BMRI, JSMR, TLKM, ASII dan SMRA.

 

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: