Jajang Gunawan (3) bermain di kawasan situs Ciburuy, Desa Pamalayan, Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (13/8/2018). Terdapat sembilan garis keturunan orang albino di kampung Ciburuy, Makanya kampun ini serig disebut kampung "bule" karena ada beberapa warganya yang berkulit putih. Penduduk setempat menamakan albino sebagai "Walanda Sunda" untuk menyebutkan orang yang berkulit putih sebagai ciri khas orang albino. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Bagi Anda yang memiliki anak kecil, pasti sering mendengar anjuran seperti harus banyak menggunakan antiseptik, sering cuci tangan, atau memberikan krim pelindung kulit. Tapi tahukah Anda bahwa itu semua hanyalah mitos?

dr. Matahari Arsy, SpKK mengatakan bahwa pendapat yang menyebutkan hal di atas tidaklah tepat. Menurutnya, perawatan kulit dilakukan pada jika dibutuhkan saja.

“Penggunaan antiseptik kurang baik kalau digunakannya secara rutin. Baiknya hanya saat dibutuhkan saja. Kalau digunakan terus menerus justru akan membuat kulit anak lebih mudah iritasi,” ujar dr. Matahari dalam seminar “Sewindu Bamed melayani: Skincare through decades of life Multi-approach and personalized” di Jakarta.

Mencuci tangan terlalu sering juga dapat merusak barier dari kulit. Mencuci tangan boleh, namun ketika setelah sang anak bermain tanah atau lumpur saja.

“Sering mencuci tangan dan pengolesan minyak pada kulit anak yang lebih tipis dapat menimbulkan iritasi,” terang dr. Matahari.

Selain itu, baiknya Anda tidak memberikan bedak pada anak secara rutin. Apalagi jika penggunaannya di atas perut, rawan terhirup oleh anak.

“Penggunaan bedak bayi secara rutin, tidaklah tepat karena memiliki efek samping yang buruk pada bayi. Pemberian bedak yang berlebihan terutama area di atas perut, berbahaya jika terhirup. Sedangkan, pemberian sunscreen pada bayi di bawah 6 bulan lebih banyak efek samping dibandingkan dengan efek perlindungannya,” tutup dr. Matahari.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta