Jakarta, Aktual.com — “Adit, Bang Jarwo makin deket!”, “Welhadalah, Adiiit!”. Sebagian anak-anak Indonesia sudah mulai akrab dengan dialog tersebut.

Kata-kata tersebut selalu terdengar dalam pembuka serial animasi “Adit dan Sopo Jarwo”.

Serial animasi produksi MD Animation itu tayang setiap sore di salah satu televisi swasta yang juga menayangkan serial animasi produksi Malaysia seperti “Upin-Ipin”, “BoBoiBoy” dan “Pada Zaman Dahulu”.

Meskipun produksi dalam negeri, kualitas gambar dan cerita “Adit dan Sopo Jarwo” tidak kalah bersaing dengan serial animasi produksi luar negeri baik dari Jepang, Amerika Serikat, Rusia, India dan Malaysia yang sudah lebih dulu menghiasi layar kaca Indonesia.

Cerita “Adit dan Sopo Jarwo”, atau disingkat menjadi ASJ, terjadi di Kampung Karet Berkah yang ditinggali Adit, Sopo dan Jarwo. Cerita yang ditampilkan memiliki plot yang hampir sama dalam setiap serialnya, biasanya berkutat pada “kecerobohan” Jarwo dan penyelesaian permasalahan oleh Haji Udin.

Namun, siapakah orang-orang yang berada di balik ASJ? ASJ lahir dari tangan kreatif beberapa orang yang dipimpin oleh Eki NF, kepala Dinas Kreatif MD Animation, yang sebelumnya sudah berpengalaman menulis skenario untuk beberapa serial.

“ASJ adalah kerja ramai-ramai, bukan hanya saya,” kata Eki merendah saat ditanya awal mula munculnya serial ASJ.

Eki mengatakan mulai bergabung dengan MD Animation pada 2012 dan ditantang untuk membuat sebuah cerita animasi yang menggabungkan “Tintin”, “Home Alone” dan “Si Doel Anak Sekolahan”.

“Saya ditantang untuk membuat cerita petualangan anak-anak seperti ‘Home Alone’ tapi dengan rasa petualangan seperti ‘Tintin’ dengan koneksi emosional karakter dan budaya seperti ‘Si Doel’,” tuturnya.

Setelah berpikir dan melakukan riset akhirnya Eki bersama timnya mulai menemukan gambaran serial ASJ. Awalnya terpikir judul “Sahabat Sejati” dan “Petualangan Seru”.

Namun, setelah melakukan riset lebih lanjut, kebanyakan judul serial animasi populer menggunakan nama karakter tokohnya sebagai judul supaya lebih mengena di benak penontonnya.

Eki mengatakan karakter tokoh yang pertama kali tercipta adalah Adit. Munculnya karakter Adit karena Eki teringat dengan tokoh Kevin McCallister dalam film “Home Alone”.

“Kalau karakter Sopo dan Jarwo terpikir dari hubungan emosional antara Babe Sabeni, Mas Karyo dan Mandra dalam ‘Si Doel’. Karena itulah tercipta karakter dengan hubungan emosional antara Adit, Sopo dan Jarwo,” katanya.

Latar belakang karakter Eki mengatakan masing-masing karakter dalam ASJ memiliki cerita dan latar belakang. Menurut dia, karakter masing-masing tokoh dalam serial tersebut menggambarkan karakter masyarakat Indonesia.

“Jarwo itu adalah kita. Begitu pula dengan Adit, Sopo, Haji Udin, Denis dan tokoh-tokoh lainnya,” katanya.

Menurut Eki, Adit adalah seorang anak yang memiliki keluarga yang sempurna. Meskipun tinggal di keluarga yang sempurna, Adit memiliki ketulusan dalam berteman dan bermasyarakat. Adit juga digambarkan sebagai anak yang tanpa beban.

Adit tinggal bersama dengan Ayah, Bunda dan adiknya yang bernama Adel. Ayah adalah tipikal orang yang ceroboh dan sering melupakan sesuatu, sedangkan Bunda tipikal ibu yang disiplin dan sangat memperhatikan anak-anaknya.

“Bunda itu lulusan S2 yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sejak Adit lahir. Tanpa ingin menafikan peran ibu yang bekerja, kami ingin menggambarkan bagaimana seorang ibu harus bersikap terhadap keluarganya,” tuturnya.

Sedangkan Adel adalah adik Adit yang belum bisa berbicara lancar. Hanya ada tiga orang yang bisa memahami apa yang disampaikan Adel, yaitu Adit, Sopo dan Haji Udin. Menurut Eki, hanya orang-orang yang tulus saja yang bisa mengerti ucapan Adel.

Sedangkan Jarwo adalah seorang pemuda yang berasal dari Semarang dan ikut kakaknya merantau di Jakarta. Dia bercita-cita menjadi tentara, tetapi tidak kesampaian. Karena itu, dia sering memperlakukan Sopo bagaikan prajurit anak buahnya.

Jarwo tinggal menumpang di rumah kakak perempuan dan suaminya di Kampung Karet Berkah dan bekerja serabutan. Dalam salah satu episode, Jarwo disebutkan memiliki saudara kembar bernama Jarwis yang nasibnya lebih baik daripada Jarwo.

“Sedangkan Sopo berasal dari Brebes, tapi pernah menjadi kuli angkut di Stasiun Cirebon. Karena itu, dia suka senang hati membantu orang dan tulus bersama Jarwo meskipun dia tidak lulus SD. Dia anak ke-11 dari 12 bersaudara,” kata Eki.

Karakter lain dalam serial itu adalah Haji Udin, yang menjabat sebagai ketua RW di Kampung Karet Berkah. Menurut Eki, di masa mudanya Haji Udin cukup bandel. Di balik baju koko yang kerap dia pakai, badannya penuh tato.

Di masa mudanya, Haji Udin juga merupakan anggota geng motor. Setelah semakin dewasa, Haji Udin semakin bijak dan meninggalkan kehidupan masa mudanya. Motor miliknya saat ini digunakan oleh Jarwo.

“Karena itu, Haji Udin selalu bisa memberi nasihat kepada Jarwo karena dia dulu juga pernah muda seperti Jarwo. Kalau kata orang, ‘ane juga dulu pernah begitu’,” jelas Eki.

Bagi orang yang pertama kali menonton ASJ dan melihat Haji Udin, tentu akan langsung teringat dengan sosok Dedi Mizwar yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Menurut Eki, Haji Udin memang diciptakan berdasarkan tokoh dan karakter Dedi Mizwar.

“Kami izin kepada yang bersangkutan untuk menggunakan tokoh dan karakternya pada figur Haji Udin. Apalagi selama ini Pak Wagub memiliki citra yang positif,” ujarnya.

Tokoh lain adalah Denis, teman bermain Adit. Menurut Eki, Denis memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Adit yang tanpa beban. Denis adalah anak yang selalu diliputi ketakutan dan ketidakpercayaan diri.

Tidak jarang, ketakutan dan ketidakpercayaan diri Denis membuat dia tidak berkutik bila menghadapi suatu masalah. Namun, berkat bantuan semangat dari Adit, dia berhasil menghadapi masalahnya meskipun akhirnya muncul masalah baru.

“Tutup mata kamu, ambil napas dalam-dalam, lalu bayangkan kamu adalah pahlawan super,” kata Adit bila memberi semangat kepada Denis.

Tokoh lainnya adalah Kang Ujang, penjual bakso asal Garut yang juga seringkali menjadi “korban” Jarwo. Jarwo dan Sopo kerap harus membantu Kang Ujang mencuci mangkok bakso untuk membayar utang-utang mereka.

Bintang tamu Selain menceritakan kehidupan masing-masing karakter di Kampung Berkah, ASJ juga sesekali memasukkan karakter dari kehidupan nyata sebagai bintang tamu. Bintang tamu yang pertama kali muncul adalah Madun dari serial “Tendangan Si Madun” yang merupakan produksi MD Entertainment.

Setelah Madun, bintang tamu lain yang juga sempat muncul dalam beberapa episode ASJ adalah “gilrband” Cherrybell. Salah satu cerita yang cukup menarik adalah ketika Jarwo jatuh hati kepada salah satu personel CherryBell.

“Bintang tamu lain yang akan muncul adalah Armand Maulana. Apalagi saat ini Armand sudah menyanyikan lagu tema ASJ yang berjudul ‘Hebatnya Persahabatan’,” tutur Eki.

Eki mengatakan setiap bintang tamu yang muncul selalu digambarkan memiliki hubungan tertentu dengan salah satu atau beberapa karakter tetap ASJ. Lalu, apa hubungan Armand Maulana dengan tokoh-tokoh ASJ? “Armand itu memiliki hubungan dengan Kang Ujang,” kata Eki memberikan petunjuk.

Lalu siapa lagi bintang tamu yang mungkin muncul dalam ASJ? Eki mengatakan semua orang asalkan memiliki citra dan reputasi baik bisa menjadi bintang tamu asalkan yang bersangkutan berkenan.

Saat ditanya tokoh siapa yang paling ingin dimunculkan sebagai bintang tamu, Eki menjawab Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar.

“Kami ingin memunculkan Dedi Mizwar sebagai wakil gubernur. Pasti akan ada tantangan tersendiri untuk memunculkan hubungan antara Dedi Mizwar dengan karakter-karakter di ASJ, apalagi ada karakter Haji Udin yang memang diciptakan berdasarkan karakter Dedi Mizwar,” katanya.

Animasi Indonesia Eki, bersama tim kreatif MD Animation lainnya, memiliki harapan supaya dunia animasi Indonesia bisa semakin maju dan lebih berkembang.

Menurut Eki, dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif, dia berharap dalam jangka waktu dekat bisa ada regulasi yang jelas untuk melindungi karya dan jenjang karier pekerja animasi.

“Yang tidak kalah penting adalah adanya piranti lunak untuk memproduksi animasi yang murah dan berkualitas ciptaan anak negeri,” katanya.

Selain itu, dia juga berharap studio animasi dan para animatornya bisa saling bersinergi untuk mengembangkan animasi Indonesia. Salah satunya adalah dengan bergabung dalam komunitas Indonesia Animation Army.

“Saat ini, kita bersaing bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah tapi saling melengkapi,” ujarnya.

Sedangkan untuk jangka panjang, Eki berharap animasi karya anak negeri bisa dipasarkan secara global dengan adanya industri kreatif animasi di Indonesia.

Senada dengan Eki, Beni Susanto yang menjadi kepala Suku Dinas Unit Reaksi Cerita MD Animation berharap karya animasi Indonesia bisa dipasarkan ke luar negeri, minimal di Asia.

“Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kita harus bisa meyakinkan negara-negara tetangga untuk membeli produk animasi Indonesia. Jangan hanya kita membeli animasi dari luar,” katanya.

Sedangkan Dimas Pandu yang menjadi kepala Suku Dinas Grafik, Desain dan Animasi berharap masyarakat dan pemerintah bisa lebih peduli, menghargai dan mendukung karya animasi Indonesia.

“‘Upin Ipin’ itu didukung betul oleh pemerintahnya. Saya ingin masyarakat bisa lebih bangga dengan animasi karya anak negeri,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: