Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (tengah) didampingi sejumlah pekerja meninjau Poleng Processing Platform (P3) milik Pertamina EP yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di Kawasan Lepas Pantai Barat Madura, Jawa Timur, Minggu (6/9). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memantau produksi minyak dan gas sebelum ditampung ke kapal Floating Storage and Offloading (FSO) Pertamina Abherka. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/kye/15

Jakarta, Aktual.com — Setelah mendapatkan “kepretan” dari Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, PT Pertamina (persero) mengaku siap untuk menghentikan dua proyek yang sedang dikerjakannya yakni Storage dan Pipa BBM.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menegaskan siap untuk mematuhi instruksi dari pemerintah. Selain itu Pertamina juga siap mengganti proyek pipa BBM menjadi pipa gas di seluruh Indonesia jika diperintahkan.

“Nah kalau ada perubahan prioritas ya itu silakan saja. Kalau Pertamina tetap mengerjakan proyek berarti Pertamina mengerjakan berdasarkan ketentuan yang ada,” ujar Wianda di Jakarta, Kamis (10/9).

Sebelumnya Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang membantah dua proyek yang akan dikerjakan pihaknya yakni storage (tangki) dan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan pemborosan.

Pertamina kata Bambang justru ingin mewujudkan ketahanan energi nasional yang saat ini masih sangat rendah. Karena sampai saat ini stok BBM di dalam negeri hanya mampu untuk menutupi kebutuhan 20 hari saja .

“Storage BBM itu kebutuhan. Sekarang konsumsi BBM hanya sekitar 20 hari,” ujar Bambang di Kantornya, Jumat (11/9).

Seperti diberitakan sebelumnya  Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengancam akan membangkrutkan PT Pertamina (Persero), jika proyek BUMN Migas tersebut yakni storage (tangki) dan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) terbukti terjadi KKN.

“Pertamina usul mau buang uang USD2,4 miliar untuk membangun storage BBM. Harusnya yang jual minyak ke Indonesia dong, mereka yang jualan mereka yang bikin storagenya,” ujar Rizal di Jakarta, Kamis (10/9).

Menurutnya, proyek ini seharusnya bukan Pertamina yang membangun, melainkan perusahaan yang menjual minyak/BBM ke Indonesia.

Sedangkan untuk proyek kedua, menurutnya lagi infrastruktur distribusi BBM Pertamina saat ini masih bagus.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka