Jakarta, Aktual.com – Pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dibunuh dengan menggunakan serangan kimia di Malaysia atas instruksi Pemerintah Korea Utara.
Kim Jong-nam meninggal setelah mendapat serangan dengan modus yang cukup aneh di bandara Kuala Lumpur pada 2017 lalu, yaitu ketika dua orang wanita mengoleskan racun agen saraf VX ke wajahnya.
Kedua wanita tersebut saat ini sedang menjalani proses pengadilan di Kuala Lumpur dengan tuduhan pembunuhan.
Lebih jauh pihak AS menegaskan bahwa mereka siap untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara sebagai reaksi terhadap kasus pembunuhan tersebut.
“(Peristiwa pembunuhan) ini adalah pengingkaran terhadap norma universal terhadap penggunaan zat kimia dan memperlihatkan kecerobohan Korea Utara, dan kami tidak bisa mentolerir program pemusnah massal Korea Utara,” kata Heather Nauert, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dikutip BBC, Rabu (7/3).
Pemerintah AS secara terus menerus menuduh Korea Utara sebagai dalang di balik serangan terhadap Kim Jong-nam. Namun tuduhan tersebut selalu dibantah Korea Utara.
Sanksi baru terhadap Korea Utara yang akan mulai berlaku pada 5 Maret hanya bersifat simbolis karena hanya sebagai penekanan terhadap sanksi ekonomi yang sudah dijatuhkan oleh AS sebelumnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh AS hanya berselang sehari setelah delegasi tingkat tinggi Korea Selatan kembali dari Pyongyang dimana mereka bertemu dengan Kim Jung-un.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang penuh kehangatan setelah Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menyusun rencana untuk pertemuan bulan depan.
Pertemuan tersebut akan menjadi yang pertama selama lebih dari satu dekade dan yang pertama sejak Kim Jong-un mulai ke tampuk kekuasaan di Korea Utara pada 2011.
Meski demikian, Presiden AS Donald Trump tetap pesimistis dengan perkembangan yang terjadi, termasuk rencana Korea Utara melucuti senjata nuklir dengan mengatakan bahwa ” rencana tersebut positif, tapi bisa jadi hanya harapan palsu”.
Kim Jong-nam selama ini agak terasing dari keluarga besarnya sehingga dilangkahi oleh adik tirinya Kim Jong-un sebagai pemimpin Korea Utara. Kim Jong-nam menghabiskan sebagian besar hidupnya di Makau, China dan Singapura.
Jong-nam meninggal pada Februari 2017, tidak lama setelah diserang oleh dua wanita, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong saat sedang cek in bandara Kuala Lumpur.
Sebelum meninggal, Jong-nam sering menentang dinasti keluarganya yang menguasai pemerintah Korea Utara dan dalam sebuah buku yang terbit pada 2012 menyatakan bahwa ia yakin saudara tirinya tidak mempunyai kualitas sebagai seorang pemimpin.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: