Paris, Aktual.com – Suasana kota Paris, Prancis, terlihat mulai normal, bahkan di stasiun kereta api Gardu Nord Paris, yang menghubungkan kota Paris dan London dengan Eurostar, tetap berjalan normal, meskipun ada beberapa yang menunda perjalanan ke Paris.

Situasi normal itu terlihat dari stasiun Gardu Nord hingga menyusuri jalan daerah Montmartre, objek wisata Basilika Sacre Coeur dengan distrik klub malam dikenal dengan Moulin Rouge sampai di Victor Hugo, tempat kediaman Dubes RI untuk UNESCO Fauzi Soelaiman dan istrinya, Bonita.

Sepanjang jalan itu terlihat kehidupan berjalan lancar meskipun ada beberapa toko tutup.

Menurut istri Dubes UNESCO, Bonita Soelaiman, toko-toko itu biasanya tutup agak malam, tapi Sabtu sore (14/11), toko di sekitar daerah Victor Hugo sudah tutup.

“Bahkan kafe Starbucks tidak buka sama sekali, sedangkan kafe-kafe di ujung jalan masih banyak dikunjungi untuk minum kopi sore hari,” kata Bonita.

Biasanya, Menara Eiffel yang merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris itu terang benderang pada malam hari, tapi malam minggu dimatikan sama sekali, sehingga membuat suasana kota Paris berduka.

Selama ini, Paris menjadi negara tujuan wisatawan mancanegara yang jumlah wisatawannya mencapai 85 juta pertahun, meski penduduknya berjumlah sekitar 60 juta jiwa, dengan Menara Eiffel sebagai ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia.

Aksi teror yang menewaskan lebih dari 150 korban sipil tidak berdosa di beberapa lokasi di Paris, Perancis pada Jumat (13/11), membuat Paris yang banyak dikunjungi turis asing dalam suasana mencekam.

“Saya merasakan sendiri suasana mencekam setelah saya usai menyaksikan pertandingan sepak bola di dekat tempat salah satu aksi bom bunuh diri,” ujar Bayu Eka Sari Teguh, mahasiswa Indonesia di Perancis, yang magang di KBRI Paris.

Bahkan, Bayu menjadi saksi mata pada saat aksi teror yang terjadi di beberapa lokasi di Paris, Prancis, Jumat, menjelang tengah malam, yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab itu saat ia menyaksikan pertandingan bola bersama rekan-rekannya.

Secara terpisah, salah satu warga Indonesia yang menetap di Paris Rizki Ramdhani, mengakui aksi teroris semalam cukup mengerikan dan mencekam.

“Aku batalin semua janji dan agendaku. Aku takut keluar rumah,” ujarnya.

Baginya, penembakan beruntun serta penyanderaan di ruang konser musik Bataclan dan ledakan bom di stadion sepak bola merupakan kejadian besar terorisme di Perancis hingga menewaskan banyak korban. Kejadian tersebut sangat menakutkan dan mengejutkan.

“Aksi teroris yang memakan paling banyak korban itu merupakan aksi terburuk dalam sejarah Perancis, tentu sangat memprihatinkan,” ujar DCM KBRI Paris, Ashariadi.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap atau sedang berada di Prancis, khususnya di Paris dan sekitarnya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat berada di tempat umum dan keramaian.

“WNI yang berada di wilayah yang berdekatan di Prancis diharapkan dapat saling memantau keberadaan dan keamanan bersama. Orang tua agar senantiasa memantau keberadaan anak-anaknya,” ujarnya.

Ketetapan Pemerintah Prancis terkait Keadaan Darurat, khususnya penutupan perbatasan, dan kebijakan penanganan situasi lainnya agar dipatuhi dengan seksama demi keamanan bersama, ujar Ashariadi.

Menurut Ashariadi, KBRI Paris juga sudah melakukan pemantauan di beberapa ruman sakit, bila ada masyarakat Indonesia yang menjadi korban, namun sampai saat ini belum ada laporan.

Pemerintah dan Bangsa Indonesia juga menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Perancis khususnya keluarga korban, demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI.

KBRI Paris juga terus berkomunikasi dengan Warga Negara Indonesia di Perancis dan mengimbau WNI di Perancis untuk menghindari wilayah-wilayah rawan dan agar tidak terlibat atau ikut dengan kelompok-kelompok radikal.

Indonesia kembali menegaskan bahwa aksi terorisme atau kekerasan dalam bentuk dan untuk alasan apapun tidak dapat ditoleransi. Pemeritah Indonesia mengajak komunitas internasional untuk meningkatkan kerja sama internasional untuk memerangi terorisme dan paham radikalisme.

Sementara itu, KBRI Belanda juga mengeluarkan imbauan yang menyebutkan bahwa menyikapi kejadian serangan teroris di Paris, Perancis WNI yang tinggal dan tengah berada di Belanda diminta untuk berhati-hati dan menjaga diri serta keluarga. Selain itu, selalu waspada apabila sedang berada di tempat umum.

Artikel ini ditulis oleh: