Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman. ANTARA/HO-Dispenad

Jendral Dudung kembali memancing kontroversi. Setelah sebelumnya sempat berpolemik dengan Mantan Panglima TNI Jend (Purn) Gatot Nurmantyo terkait hilangnya patung-patung bersejarah di Museum Pangkostrad, kini KASAD yang baru dilantik Presiden Jokowi bulan lalu itu mengeluarkan pernyataan yang melukai hati ummat.

Saat melakukan kunjungan ke Jayapura, Provinsi Papua beberapa waktu yang lalu, Dudung menyempatkan diri untuk memberikan tausiyah di Masjid Nurul Amin Kota Jayapura. Dudung mengatakan kepada Jama’ah yang hadir untuk tidak terlalu dalam mempelajari Agama.

“Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadits ini, katanya hadits itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama,” kata Dudung.

Selanjutnya, dia kembali mengatakan bahwa jika seseorang terlalu dalam mempelajari agama akan terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap perbuatannya.

Aneh dan sangat sungguh aneh apa yang dikatakan oleh Jenderal Dudung ini!

Jika seseorang muslim tidak mempelajari ilmu Agama yang mendalam, atau bahkan hanya belajar kulit luarnya saja. Maka bagaimana dia akan menemukan keimanan yang hakikat? Maka bagaimana dia akan bisa membedakan mana hadits shahih, mana hadits dhoif, mana yang hadits palsu?

Jika seseorang belajar tentang Jihad tidak secara mendalam, atau bahkan belajar Jihad hanya kulit luarnya saja, maka yang terjadi adalah orang tersebut akan menyalahgunakan makna perintah jihad, dan akan memiliki pemahaman radikalisme dan bahkan melakukan tindakan terorisme.

Ingatlah Jenderal Dudung, bahwa TNI itu lahir dari rahim rakyat. TNI lahir dari rahimnya ummat Islam, yang karena mereka telah mempelajari islam secara mendalam akhirnya mereka bergabung masuk ke dalam pasukan tempur yang menjadi cikal bakal TNI.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Bejo Sujatmiko