Sejumlah warga mengamati armada Tol Laut yang tiba di Teluk Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Minggu (30/5). KM Caraka Jaya Niaga III-32 yang bermuatan sejumlah bahan pokok berangkat dari Makassar beberapa waktu lalu, melayanidistribusi logistik hingga ke Lirung, Morotai, Tobelo, Ternate, dan sejumlah daerah terpencil di Indonesia Timur. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) telah mencanangkan pengembangan poros maritim sebagai pilar menggenjot perekonomian. Sektor maritim diharapkan bisa terus bertumbuh positif.

Namun sayangnya, selama 2,5 tahun era Jokowi, kucuran kredit ke sektor ini masih rendah. Pihak perbankan terkesan ogah untuk menyalurkan pembiayaan kepada dunia usaha di sektor kemaritiman ini.

“Karena faktanya, kredit perbankan untuk sektor maritim dan perikanan ini masih sangat rendah. Padahal pemerintah Jokowi mengharapkan visi poros maritim ini. Sehingga mestinya dapat dukungan juga dari perbankan,” tegas Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto di Jakarta, Kamis (18/5).

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Januari 2017, penyaluran kredit ke sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebesar Rp278 triliun (6,45% dari total kredit semua sektor). Sementara kredit ke sektor perikanan hanya Rp 9,14 triliun (0,21%).

Adapun rasio kredit macet (NPL) pada kedua sektor tersebut masing-masing mencapai Rp6,04 triliun (2,17%) dan Rp384 miliar (4,21%).

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan