Kapuas Hulu, Aktual.com – Tingginya curah hujan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang sudah berlangsung sejak akhir Februari sampai bulan April, menyebabkan terjadinya luapan Sungai Kapuas. Luapan itu merendam ribuan rumah penduduk yang berada di pinggiran sungai, dan dihuni oleh hampir 20 ribu warga.

Hal itu dilaporkan oleh Ferry Syahminan, Kasubdit Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah V kepada wartawan, Kamis (14/4). Ferry berada di lokasi, sehingga melihat langsung dampak luapan Sungai Kapuas tersebut. Hari Jumat (15/4) ini Ferry dijadwalkan kembali ke kantornya di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), di Jakarta.

Menurut Ferry, dampak luapan sungai itu mempengaruhi kehidupan 19.596 warga atau 5.137 kepala keluarga (KK), yang tinggal di rumah-rumah di pinggiran sungai. Dampak luapan sungai ini mencakup 10 kecamatan, antara lain: Bila, Embalu Hilir, Bunut Hilir, Jongko, Selimbau, Suhaid, Smemitau, Silat Hilir, Badau, dan Lanjak.

Pemda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyalurkan bantuan beras sebanyak lebih kurang 98 ton. Masing-masing jiwa memperoleh 5 kg beras.

“Sampai laporan ini dikirim, banjir belum surut, sementara persediaan logistik sudah habis. Maka Pemda membutuhkan bantuan logistik berupa sembako,” ujar Ferry. Saat ini Pemda sedang menyiapkan data pendukung, guna diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Gubernur Kalimantan Barat.

“Kami dari Kemendesa PDTT sedang melakukan kegiatan identifikasi fasilitasi tahun 2016 ke Kabupaten Kapuas Hulu, Kecamatan Bunut Hilir, Desa Kembang. Kami diajak melihat langsung beberapa kecamatan dan desa yang terkena dampak banjir oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, Bapak Abdul Halim,” tutur Ferry. #

Artikel ini ditulis oleh: