“Yang paling sederhana tumpang sari. Tetapi yang bagus adalah klaster dan aspek pendukungnya. Kita juga perlu mendorong adanya standar (hasil pertanian),” kata Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga mengatakan bahwa desa harus dipandang sebagai satuan sosio-ekonomi-kultural, sehingga pendekatan yang dilakukan untuk memandirikan desa tidak boleh terlepas ketiga aspek itu.

“Persoalan utama desa adalah berawal dari kegiatan yang kecil-kecil dan terfragmentasi. Itu dia salah satu titik lemah yang menajadi tantangan bagi kita untuk menjawabnya,” ucap Darmin.

Ia mengatakan apabila usaha pertanian sudah mulai mengelompok atau klaster maka produktivitas pasti naik. Darmin terutama juga mendukung program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengenai satu desa satu komoditi unggulan.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan