Terdapat tiga dimensi dalam pendekatan percepatan pembangunan Papua, yang saat ini masih didominasi daerah tertinggal. Tiga dimensi itu adalah: dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan komoditas unggulan, dan dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Hal itu dinyatakan Dr. Suprayoga Hadi, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu, dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dalam kaitan acara Sinkronisasi Program Prioritas Pembangunan Lintas Kementerian dan Pemda Wilayah Papua. Acara itu diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, di Jakarta, hari Selasa (15/3).

Menurut Suprayoga, dimensi pembangunan manusia berfokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Sedangkan dimensi pembangunan komoditas unggulan difokuskan pada kedaulatan pangan, kedaulatan energi, dan ketenaga listrikan, serta pariwisata dan industri. Sementara itu, dimensi pemerataan dan kewilayahan terfokus pada antar wilayah adat, dan antar kelompok pendapatan.

Dalam percepatan pembangunan Papua, ada program prioritas. “Misalnya, program pengembangan daerah tertinggal, dengan prioritas pada pemenuhan pelayanan dasar dalam bidang pendidikan, melalui kerjasama antara Kemendesa PDTT dengan Kemendikbud dan Kemenristek Dikti,” ujar Suprayoga, yang juga menjabat Koordinator Desk Papua di Kemendesa.

“Dalam bidang kesehatan, program prioritas itu termasuk ketersediaan air bersih. Untuk itu diadakan kerjasama Kemendesa PDTT dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” lanjutnya.

Selain itu, kata Suprayoga,ada program prioritas pengembangan prasarana dan sarana dasar wilayah Papua, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan peningkatan pelayanan transportasi, elektrifikasi, dan telekomunikasi. Hal itu dilakukan melalui kerja sama Kemendesa PDTT dengan Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Kominfo. #

Artikel ini ditulis oleh: